Dwina.net - Masih sempena hari ulang tahun negara kita tercinta, Indonesia. Boleh dong bahas soal sejarah bendera merah putihnya. Yuk, simak!
Sebagai bangsa Indonesia, anda tentu telah mengetahui mengenai bendera merah putih.
Sayangnya, belum banyak yang tahu mengenai sejarah bendera merah putih dan juga makna dibalik warna dan desain yang sederhana tersebut.
Sejarah dan Makna dari Warna Bendera Merah Putih
Seperti yang anda ketahui, bendera nasional Indonesia yaitu bendera yang memiliki dua warna merah dan putih dengan desain yang sederhana.
Menurut cerita, warna dari bendera tersebut diambil dari warna kerajaan Majapahit yang konon menggunakan bendera merah putih sebagai lambang kebesaran.
Meskipun kenyataannya, ada juga kerajaan lain yang memakai panji merah putih seperti kerajaan Kediri.
Ketika Bendera Merah Putih Berkibar di Medan Perang
Bukan hanya kerajaan Kediri. Warna merah putih juga telah dipakai sebagai bendera perang Sisingamangaraja IX.
Bedanya, warna bendera yang digunakan didesain dengan gambar pedang kembar. Lebih jelasnya, bendera Sisingamangaraja memiliki dasar merah dan putih dengan gambar pedang kembar.
Selain itu, bendera perang atau umbul-umbul dengan warna merah putih juga dipakai sebagai bendera perang di Aceh. Jika bendera Sisingamangaraja memiliki gambar pedang kembar, Di Aceh bendera yang juga menggunakan dasar warna merah dan putih.
Bendera dengan desain gambar pedang, bulan sabit, matahari, bintang, dan beberapa ayat suci al qur’an di belakangnya.
Kilas Balik Merah Putih Sebagai Simbol Kekuasaan dan Kebebasan Indonesia
Berbeda dengan Sisingamangaraja dan Aceh yang menggunakan bendera merah putih sebagai bendera perang.
Kerajaan Bugis Bone, Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka menggunakan bendera merah putih sebagai simbol kekuasaan serta kebebasan kerajaan Bone. Bendera tersebut dikenal dengan nama “Woromporang”.
Pada sejarah bendera merah putih lain, jawa juga menggunakan panji yang memiliki warna merah putih. Hal itu, bisa dilihat pada waktu perang jawa (1825-1830 M).
Pada waktu itu, pangeran Diponegoro menggunakan panji berwarna merah putih pada saat berjuang melawan Belanda.
Dan jauh dari semua cerita bendera dari kerajaan tersebut. Konon, sang merah putih pertama kali digunakan pada abad ke-20 tepatnya di bawah kekuasaan Belanda.
Kemudian setelah perang dunia II berakhir, bendera merah putih mulai digunakan sebagai bendera nasional.
Filosofis Mendalam Sejarah Bendera Merah Putih Melalui Warnanya
Meskipun hanya sebuah bendera sederhana dengan warna merah dan putih. Namun, bendera Indonesia atau yang sering juga dikatakan sebagai sang merah putih memiliki filosofis yang mendalam.
Barangkali, sebagian dari anda telah mengetahui filosofis bendera dilihat dari warnanya. Warna merah menggambarkan arti sikap berani, dan warna putih menggambarkan kesucian atau suci.
Namun makna lebih dalam dari filosofi tersebut. Warna merah dari bendera pusaka bukan hanya menggambarkan sikap berani. Tetapi juga merupakan sebuah lambang dari tubuh manusia.
Begitu juga dengan warna putih pada sang pusaka. Warna putih tidak hanya menggambarkan kesucian namun juga merupakan lambang dari jiwa manusia.
Itu artinya, bisa disimpulkan bahwa warna merah dan putih pada bendera nasional Indonesia memiliki makna yang saling melengkapi dan menyempurnakan.
Filosofi Merah Putih dalam Kepercayaan Masyarakat Jawa
Dalam segi sejarah sendiri, warna merah dan putih sejak dulu merupakan warna yang mengandung makna yang suci.
Dalam sejarah, warna merah sering disamakan dengan warna gula jawa atau gula aren. Sedangkan warna putih disamakan dengan warna nasi.
Bagi Indonesia, kedua bahan tersebut merupakan bahan pokok masakan Indonesia, khususnya pulau Jawa. Bukan hanya itu saja, orang jawa yang begitu kental akan tradisi ini memaknai warna merah dan putih cukup dalam.
Hal tersebut dibuktikan pada saat upacara selamatan kandungan bayi yang menggunakan bubur berwarna merah.
Warna merah tersebut digunakan sebagai simbol ibu (bahwa kehamilan dimulai pada saat bersatunya unsur merah ), yaitu darah (merah) yang tumpah saat bayi lahir. Dan warna merah digunakan sebagai simbol ayah.
Sebagai bangsa Indonesia, anda tentu telah mengetahui mengenai bendera merah putih.
Sayangnya, belum banyak yang tahu mengenai sejarah bendera merah putih dan juga makna dibalik warna dan desain yang sederhana tersebut.
Sejarah dan Makna dari Warna Bendera Merah Putih
Seperti yang anda ketahui, bendera nasional Indonesia yaitu bendera yang memiliki dua warna merah dan putih dengan desain yang sederhana.
Menurut cerita, warna dari bendera tersebut diambil dari warna kerajaan Majapahit yang konon menggunakan bendera merah putih sebagai lambang kebesaran.
Meskipun kenyataannya, ada juga kerajaan lain yang memakai panji merah putih seperti kerajaan Kediri.
Ketika Bendera Merah Putih Berkibar di Medan Perang
Bukan hanya kerajaan Kediri. Warna merah putih juga telah dipakai sebagai bendera perang Sisingamangaraja IX.
Bedanya, warna bendera yang digunakan didesain dengan gambar pedang kembar. Lebih jelasnya, bendera Sisingamangaraja memiliki dasar merah dan putih dengan gambar pedang kembar.
Selain itu, bendera perang atau umbul-umbul dengan warna merah putih juga dipakai sebagai bendera perang di Aceh. Jika bendera Sisingamangaraja memiliki gambar pedang kembar, Di Aceh bendera yang juga menggunakan dasar warna merah dan putih.
Bendera dengan desain gambar pedang, bulan sabit, matahari, bintang, dan beberapa ayat suci al qur’an di belakangnya.
Kilas Balik Merah Putih Sebagai Simbol Kekuasaan dan Kebebasan Indonesia
Berbeda dengan Sisingamangaraja dan Aceh yang menggunakan bendera merah putih sebagai bendera perang.
Kerajaan Bugis Bone, Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka menggunakan bendera merah putih sebagai simbol kekuasaan serta kebebasan kerajaan Bone. Bendera tersebut dikenal dengan nama “Woromporang”.
Pada sejarah bendera merah putih lain, jawa juga menggunakan panji yang memiliki warna merah putih. Hal itu, bisa dilihat pada waktu perang jawa (1825-1830 M).
Pada waktu itu, pangeran Diponegoro menggunakan panji berwarna merah putih pada saat berjuang melawan Belanda.
Dan jauh dari semua cerita bendera dari kerajaan tersebut. Konon, sang merah putih pertama kali digunakan pada abad ke-20 tepatnya di bawah kekuasaan Belanda.
Kemudian setelah perang dunia II berakhir, bendera merah putih mulai digunakan sebagai bendera nasional.
Filosofis Mendalam Sejarah Bendera Merah Putih Melalui Warnanya
Meskipun hanya sebuah bendera sederhana dengan warna merah dan putih. Namun, bendera Indonesia atau yang sering juga dikatakan sebagai sang merah putih memiliki filosofis yang mendalam.
Barangkali, sebagian dari anda telah mengetahui filosofis bendera dilihat dari warnanya. Warna merah menggambarkan arti sikap berani, dan warna putih menggambarkan kesucian atau suci.
Namun makna lebih dalam dari filosofi tersebut. Warna merah dari bendera pusaka bukan hanya menggambarkan sikap berani. Tetapi juga merupakan sebuah lambang dari tubuh manusia.
Begitu juga dengan warna putih pada sang pusaka. Warna putih tidak hanya menggambarkan kesucian namun juga merupakan lambang dari jiwa manusia.
Itu artinya, bisa disimpulkan bahwa warna merah dan putih pada bendera nasional Indonesia memiliki makna yang saling melengkapi dan menyempurnakan.
Filosofi Merah Putih dalam Kepercayaan Masyarakat Jawa
Dalam segi sejarah sendiri, warna merah dan putih sejak dulu merupakan warna yang mengandung makna yang suci.
Dalam sejarah, warna merah sering disamakan dengan warna gula jawa atau gula aren. Sedangkan warna putih disamakan dengan warna nasi.
Bagi Indonesia, kedua bahan tersebut merupakan bahan pokok masakan Indonesia, khususnya pulau Jawa. Bukan hanya itu saja, orang jawa yang begitu kental akan tradisi ini memaknai warna merah dan putih cukup dalam.
Hal tersebut dibuktikan pada saat upacara selamatan kandungan bayi yang menggunakan bubur berwarna merah.
Warna merah tersebut digunakan sebagai simbol ibu (bahwa kehamilan dimulai pada saat bersatunya unsur merah ), yaitu darah (merah) yang tumpah saat bayi lahir. Dan warna merah digunakan sebagai simbol ayah.
Sejarah Berkibarnya Bendera Merah Putih Sebagai Bendera Pusaka
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Bendera merah putih mulai digunakan sebagai bendera nasional sejak Indonesia merdeka. Lebih tepatnya, setelah perang dunia II berakhir.
Saat itu hari Jum’at tepatnya tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul 10 WIB di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta Indonesia mengkumandangkan proklamasi kemerdekaan.
Setelah proses Proklamasi Kemerdekaan tersebut, secara resmi bendera merah putih dikibarkan untuk pertama kalinya oleh Latief Hendaningrat dan Suhud.
Bendera merah putih ini merupakan hasil dari jahitan Ibu Fatmawati Soekarno. Dan setelah peresmiannya bendera merah putih ini disebut sebagai “Bendera Pusaka”.
Pada saat itu, bendera berkibar ditengah hujan tembakan hingga pada tahun 1946 ibukota Republik Indonesia.
Tidak sampai di situ, sejarah bendera merah putih masih berlanjut. Pada tahun 1948 Belanda kembali melancarkan agresi militernya.
Setelah ibukota Republik Indonesia dipindahkan di Yogyakarta, Presiden Soekarno memerintahkan Bapak Husain Muhtar untuk menyelamatkan Bendera Pusaka.
Bisa dibilang, masa ini merupakan masa sejarah bendera merah putih yang cukup bersejarah. Dimana pada saat itu, Bapak Husain Muhtar harus menyelamatkan bendera pusaka agar sang merah putih bisa berkibar di persada Ibu pertiwi.
Tidak tanggung-tanggung, untuk menyelamatkan bendera merah putih Bapak Husain Muhtar harus memisahkan bagian dari bendera. Yaitu memisahkan warna merah dan warna putih.
Dibantu Ibu Perna Dinata, benang jahitan bendera pusaka berhasil dipisahkan. Yang selanjutnya disimpan pada dasar tas bapak husein Muhtar dan ditumpuk dengan pakaian pribadi milik beliau.
Pemisahan bendera merah putih ini dimaksutkan agar Belanda tidak mengetahui bahwa kedua kain merah dan putih tersebut sebagai bendera.
Sayangnya, setelah menyerahkan bendera pusaka, presiden ditangkap dan diasingkan oleh Belanda ke Muntok, Bangka Sumatra. Hingga pada pertengahan bulan Juni 1928 melalui perantara Bapak Soejono.
Presiden memerintahkan Bapak Husein Muhtar agar menyerahkan kembali Bendera Merah Putih untuk diserahkan pada Beliau di Muntok, Bangka.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Bendera merah putih mulai digunakan sebagai bendera nasional sejak Indonesia merdeka. Lebih tepatnya, setelah perang dunia II berakhir.
Saat itu hari Jum’at tepatnya tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul 10 WIB di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta Indonesia mengkumandangkan proklamasi kemerdekaan.
Setelah proses Proklamasi Kemerdekaan tersebut, secara resmi bendera merah putih dikibarkan untuk pertama kalinya oleh Latief Hendaningrat dan Suhud.
Bendera merah putih ini merupakan hasil dari jahitan Ibu Fatmawati Soekarno. Dan setelah peresmiannya bendera merah putih ini disebut sebagai “Bendera Pusaka”.
Pada saat itu, bendera berkibar ditengah hujan tembakan hingga pada tahun 1946 ibukota Republik Indonesia.
Tidak sampai di situ, sejarah bendera merah putih masih berlanjut. Pada tahun 1948 Belanda kembali melancarkan agresi militernya.
Setelah ibukota Republik Indonesia dipindahkan di Yogyakarta, Presiden Soekarno memerintahkan Bapak Husain Muhtar untuk menyelamatkan Bendera Pusaka.
Bisa dibilang, masa ini merupakan masa sejarah bendera merah putih yang cukup bersejarah. Dimana pada saat itu, Bapak Husain Muhtar harus menyelamatkan bendera pusaka agar sang merah putih bisa berkibar di persada Ibu pertiwi.
Tidak tanggung-tanggung, untuk menyelamatkan bendera merah putih Bapak Husain Muhtar harus memisahkan bagian dari bendera. Yaitu memisahkan warna merah dan warna putih.
Dibantu Ibu Perna Dinata, benang jahitan bendera pusaka berhasil dipisahkan. Yang selanjutnya disimpan pada dasar tas bapak husein Muhtar dan ditumpuk dengan pakaian pribadi milik beliau.
Pemisahan bendera merah putih ini dimaksutkan agar Belanda tidak mengetahui bahwa kedua kain merah dan putih tersebut sebagai bendera.
Sayangnya, setelah menyerahkan bendera pusaka, presiden ditangkap dan diasingkan oleh Belanda ke Muntok, Bangka Sumatra. Hingga pada pertengahan bulan Juni 1928 melalui perantara Bapak Soejono.
Presiden memerintahkan Bapak Husein Muhtar agar menyerahkan kembali Bendera Merah Putih untuk diserahkan pada Beliau di Muntok, Bangka.
Tag :
sejarah