Dwina.net - Bagaimana Memberi Pendidikan Sikap Dasar dan Sopan Santun pada Anak
Satya Tiwari |
Pernah dengar istilah anak nakal atau anak lasak. Umumnya mereka akan lebih aktif jika sedang berada di tempat umum seperti mall, sekolah, dilokasi pesta dll. Tingkahnya kadang bikin kesal orang tua dan orang lain. Ngga jarang untuk menghentikan mereka, orang tua akan marah. Tapi jika dipikir lagi kasian rasanya melihat mereka kena marah di depan umum. Sebab mereka bukan sengaja, mereka hanya belum mengerti.
Namun kadangkala orang tua tak faham dan menganggap anak-anak inilah yang salah. Saya termasuk yang beruntung memiliki anak yang tidak terlalu lasak di baik di rumah maupun tempat umum. Jika ditanya kenapa bisa begitu, mungkin Saya akan jawab "entahlah" kayaknya Saya ngga begitu ketat soal peraturan. Tapi mungkin ada yang bisa Saya bagikan kepada ibu-ibu semua tentang bagaimana memberi pendidikan sikap dasar dan sopan santun pada anak.
Semoga Saya tidak salah dan tidak berbangga diri. Sebab tujuan Saya hanya ingin berkongsi pengalaman. Berikut ulasannya.
Menyadari Energy Lebih yang Ada Dalam Diri Tiap Anak Berbeda-beda
Memiliki seorang anak laki-laki berarti sudah harus siap dengan tingkah mereka yang lebih aktif dari anak perempuan. Sebab energy lebih dalam diri anak laki-laki memang sedikit berbedakan. Awalnya Saya menyadari hal ini dulu. Jadi diri ngga terkejut jika tetiba mereka melompat sana sini. Kalau sudah bisa berdamai dengan anak-anak yang aktif --- Saya lebih suka menyebut mereka aktif--- kita sebagai orang tua tidak begitu kesal jika mereka melepaskan energynya dalam bentuk lari, lompat, memanjat, berguling bahkan membenturkan diri ke tembok.
Anak-anak ini, meskipun aktif tapi ada masa mereka akan bertenang. Seperti saat makan, hendak tidur, bangun tidur dan sakit. Ya, sakit akan mengajarkan mereka bahwa aktifitas mereka yang berlebih bisa menyebabkan mereka sakit. Saat-saat tenang ini bisa ibu gunakan untuk memberitahu mereka mana yang patut mana yang tidak. Misalnya: tidak berlari-larian di lorong atau tempat ramai, sopan terhadap orang tua, tidak merebut mainan teman seenaknya.
Gunakan Bahasa yang Mudah Difahami Anak
Membebel atau merepet tak tentu tidak akan di dengar. Percayalah. Apalagi anak laki-laki yang otaknya di desain untuk memahami satu perintah saja. Jika ibu kebanyakan ngomel yang ada anak akan menulikan telinganya. Bisakah demikian? Bisa ibu. Otak anak belum mampu menerima banyak arahan dalam artian tempat pemyimpanan memory mereka belum cukup untuk menampung semua arahan. Berikan arahan yang fokus dan penting saja. Jangan melebar kesana sini yang akhirnya semua di delete anak dari otaknya. Walhasil ketika berada di tempat umum atau ketika ada tamu tingkah mereka sama seperti kemarin.
Ibu bisa menggunakan cerita anak atau simulasi yang merangsang daya pikir mereka. Cerita nabi atau atau cerita anak yang memiliki nilai-nilai pengajaran akan lebih efektif sebab ketika bercerita otak mereka akan membayangkan situasinya. Beri contoh bagaimana jika ada orang yang terjatuh atau terganggu dengan tingahnya melalui kisah-kisah penghantar tidur. Dengan begini, ketika mereka tidur kisah yang ibu ceritakan tadi akan meresap ke salam alam bawah sadarnya dan ketika bangun mereka akan ingat dengan kisah yang ibu ceritakan malam tadi. Lakukan terus menerus dan terus memasukkan kata-kata yang baik, perilaku sopan santun agar terus dapat diingat oleh anak.
Berbicara dengan Bahasa yang Sopan kepada Anak dan Orang Lain
Anak adalah peniru yang baik dan cerdas. Apa yang di lakukan orang tua akan di contoh oleh anak sebab itu berhati-hatilah baik dalam berprilaku dan berkata-kata. Bagaimana anak bisa berbica sopan jika orang tuanya tidak? bagaimana anak akan berempati pada orang lain jika orang tuanya justru egois? bagaimana anak bisa berprilaku baik jika terus ditekan, diremehkan dan dimarahi apalagi didepan umum. Ingat, tidak ada orang yang suka di marah apalagi di depan umum, event itu anak kita sekalipun.
Tanyakan lebih dulu sebelum marah, kenapa anak berprilaku tidak sopan. Jangan langsung menjudge anak anak atau apalah. Sebab bisa jadi tingkah laku mereka adalah cerminan perbuatan orang tuanya tanpa disadari. Kalimat-kalimat merendahkan tidak akan membuat mereka kuat justru sebaliknya mereka menjadi rendah diri dan bisa jadi ketika bertemu dengan yang lebih lemah mereka akan membully.
Secara singkat berikut Saya simpulkan apa yang bisa orang tua lakukan sebagai pendidikan sikap dasar dan sopan santun pada anak.
- Saat meminta sesuatu, katakan “Tolong.”
- Ketika seseorang membantu atau sesuatu diberikan kepada mu, katakan "Terima kasih."
- Ketika orang berbicara kepada mu, tanggapi dengan sopan.
- Paling sering, orang akan bertanya "Apa kabar?" Kamu harus memberi tahu mereka bagaimana keadaan mu, kemudian bertanya kepada mereka bagaimana keadaan mereka.
- Katakan "Ya, tolong" dan "Tidak, terima kasih." Jangan katakan "ya" atau "tidak" jika ingin meminta bantuan dan menolak bantuan.
- Saat bersalah pada seseorang, ucapkan "Maafkan Saya."
- Jangan menyela orang lain (kecuali jika ini darurat).
- Jangan terlibat dalam bahasa kotor, humor tubuh, atau panggilan nama.
- Jika Kamu bertemu seseorang, ucapkan salam sapaan.
- Saat Kamu berjalan melewati pintu, lihat apakah Kamu bisa memegangnya untuk orang lain.
Semoga artikel ini membantu para orang tua untuk dapat memberi contoh yang baik bagi anak. Yang terpenting adalah sabar, terus berusaha dan berdo'a sebab hanya Sang Maha Kuasa yaitu Alloh yang mampu membolak balikkan hati seseorang. Semoga bermanfaat.