Dwina.net - Assalamualaykum
ilustrasi by Pezibear |
Selama ngeblog mungkin ini adalah postingan pertama saya tentang kisah perempuan-perempuan hebat yang penuh inspiratif di zaman nabi. Sebenarnya sudah lama ingin menulis tentang mereka tapi belum ada referensi yang membuat pikiran terbuka. Parah banget ya, padahal kisah mereka banyak di buku dan web tapi ya gitu teman. Kadang kalau hati belum kebuka ya tetep aja ngga gerak.
Sampai akhirnya kemarin saya dengar ceramah Ustad Adi Hidayat tentang Asiyah, istri Fir'aun. Lagian Asiyah adalah nama keponakan saya juga. Awal mula Ustad Adi berkisah tentang Asiyah saat ada seorang ibu yang curhat soal dirinya yang tidak lagi mencintai suaminya sebab selalu di pukul, di kasari, dihina dan berbagai KDRT lainnya.
Ustad Adi menasehati bahwa rumah tangga sebenarnya bukan hanya urusan dunia tapi bagaimana rumah tangga menjadi jembatan ke surga. Banyak orang yang akhirnya menganggap bahwa pernikahan adalah setakat urusan dunia saja. Padahal tidak sesederhana itu. Pernikahan yang sakinah mawaddah warahmah itu adalah kerjasama suami istri untuk bisa lebih mendekatkan diri kepada Alloh. Ustad Adi juga membesarkan hati sang ibu bahwa apa yang dialami ibu tersebut jika dipikir dari sisi lainnya maka akan dapat pemikiran positif bahwa ujian yang sedang dijalani saat ini jika ikhlas semata-mata karena Alloh adalah jalan menuju surga.
Sulit memang, Sayapun yang membayangkan rasanya ngga sanggup bagaimana seorang istri melewati hari-hari dengan cacian, makian dan pukulan setiap bulannya. Yang memukul adalah suami yang seharusnya menyayangi. Namun mendengar bagaimana Ustad Adi menceritakan kisah Asiyah maka seketika timbul persepsi baru dalam pikiran saya bahwa apa yang dialami oleh si ibu atau mungkin istri yang lain belum seberapa dibanding apa yang di alami Asiyah. Bayangkan saja, karena keimanannya kepada Alloh, Fir'aun memerintahkan algojonya untuk menjatuhkan batu besar ke dada Asiyah. Sungguh pilu mendengarnya.
Lalu pertanyaannya, apakah Asiyah mencintai Fir'aun?
Asiyah mencintai Fir'aun karena Alloh, ketika kita meletakkan cinta kepada Alloh melebihi cinta kepada makhlukNya maka Alloh akan senantiasa menolong. Jadi cintanya Asiyah kepada Alloh lebih besar sehingga apapun yang terjadi pada dirinya, Asiyah rela menjalaninya. Dan Alloh menjaganya. Buktinya, ketika Algojo menjatuhkan batu ke dadanya, tubuh Asiyah hanya jasad sebab ruhnya sudah dibawa Alloh ke surga. Yup, ketika siksaan itu dijatuhkan Fir'aun, Asiyah berdo'a kepada Alloh.
”Robbi Ibnilii ‘Indaka Baitan Fil Jannah. ” Artinya: ”Wahai Allah Tuhanku, bangunkanlah untukku di sisi-Mu sebuah rumah di Surga, (QS At-Tahrim, ayat 11).
Ketika itu Alloh memperlihatkan surga yang indah kepada Asiyah dan wanita tangguh itupun pergi dengan jiwa yang tenang bertemu dengan kekasihnya yang abadi, Alloh azza wazalla. Subhanalloh.
Ketika saya mendengar kisah ini, rasanya terharu banget. Bagaimana sebenarnya kita bisa mendapat ketenangan hati jika Alloh yang menjadi pegangan. Sikap suami yang kasar, pemarah akan terasa ringan jika selalu merasa bahwa Alloh dekat dihati. Maka meskipun dikasari bibir bisa tetap tersenyum.
Namun jika kita merasa bahwa suami adalah segalanya maka ketika ia menyakiti maka rasanya akan sangat sakit sekali. Beda dengan Alloh bukankah dari sekian banyak dosa yang kita lakukannya nikmatnya tak pernah berhenti?
Dalam islam mentaati suami adalah mutlak asal tidak kepada kemungkaran. Misalnya suami menyuruh menyembah selain dari Alloh, syirik dan perbuatan dosa lainnya. Maka ketika hal itu terjadi pernikahan itu menjadi haram.
Akhir kata Ustad Adi menasehati sang ibu untuk bangun malam, tahajud, mengadukan semua kepada Alloh, bicara pada Alloh, berdo'a pada Alloh agar sikap suami bisa berubah. Diantara banyak bangun malam itu pasti ada yang dikabulkan Alloh.
Semoga kita mendapat pelajaran berharga dari kisah Asiyah wanita tangguh istri Fir'aun. Beliau telah mendapatkan esensi dari cinta kepada Alloh semoga kitapun demikian. Amin.