Gerhana matahari dan bulan adalah bukti kekuasaan Allah yang tidak terbantahkan. Bahkan manusia yang merasa tinggi ilmu astronominya sekalipun, tidak dapat menjelaskan kenapa gerhana dapat terjadi secara detail.
Sebagian orang mungkin menganggap gerhana adalah fenomena alam biasa. Banyak orang yang antusias ingin melihat gerhana matahari bersama keluarga dan teman. Namun, ada hal penting yang harusnya dilakukan saat terjadi gerhana. Yaitu melakukan salat gerhana yang hukumnya sunnah muakkad.
Ada beberapa perbedaan antara salat gerhana matahari dan bulan. Jumlah bilangan rukuk pun tidak sama. Berikut tata cara melakukan salah gerhana matahari sesuai dengan ajaran Rasul.
Diantara sekian banyak kekuasaan Allah yang tampak oleh mata manusia adalah gerhana matahari dan bulan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Bagi sebagian orang beranggapan gerhana merupakan bencana sehingga orang dulu-dulu sering melakukan beberapa ritual saat terjadi gerhana. Namun bagi yang mengerti tentang ajaran islam, sesungguhnya gerhana merupakan sumber ibadah yang dapat dilakukan dengan menunaikan sholat gerhana.
Seperti yang telah dijelaskan oleh rasul dalam hadis riwayat Bukhari-Muslim:
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda-tanda kekuasaan Allah, maka apabila kalian melihat gerhana, maka berdoalah kepada Allah dan lakukanlah salat sehingga hilang dari kalian gelap, dan bersedekahlah (HR. BUKHARI-MUSLIM)
Aisyah r.a juga pernah bercerita dan tertulis dalam hadis shahih: "Gerhana matahari pernah terjadi di masa Rasulullah, kemudian beliau salat bersama para sahabat. Beliau pun berdiri dengan lama, ruku dengan lama, berdiri lagi dengan lama namun lebih pendek dari yang pertama, lalu ruku' dengan lama namun lebih pendek dari yang pertama, lalu mengangkat kepala dan bersujud, dan melakukan salat yang terakhir seperti itu. Kemudian selesai dan matahari pun sudah muncul. (HR Bukhari, Muslim, Nasa'i, Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Berdasarkan hadis di atas dapat disimpulkan bahwa salat gerhana hukumnya sunnah muakkad dan dikerjakan berjamaah. Adapun tata caranya adalah:
- Lebih dulu memastikan kapan terjadi gerhana matahari dan bulan.
- Melakukan salah gerhana ketika tengah terjadi gerhana.
- Salat gerhana dilakukan berjamaah, lebih baik dilakukan di masjid atau lapangan.
- Sebelum salat, imam mengingatkan jamaah dengan ungkapan "Ash-Salatu jaami'ah"
- Membaca niat salat gerhana matahari (kusufisy-syams) atau gerhana bulan (khusufil-qamar), menjadi imam atau ma'mum
- Niat salat gerhana : أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ / لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى
- Salat dilakukan dua rakaat.
- Setiap rakaat terdiri dari dua kali rukuk dan dua kali sujud.
- Setelah rukuk pertama dari setiap rakaat membaca Al-fatihah dan surat kembali.
- Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua. Demikian pula pada rakaat kedua.
- Setelah salat disunnahkan untuk berkhutbah. Kemudian selesai
Perbedaan salat sunnah gerhana matahari dan bulan adalah bacaan surah Al-Fatihah pada salat gerhana bulan di nyaringkan sedangkan salat gerhana matahari tidak.
Perbedaan salat gerhana matahari dan bulan dengan salat sunnah lainnya adalah jumlah bilangan rukuk salat gerhana dilakukan dua kali.
Dalam Setiap rukuk disunnahkan membaca tasbih berulang-ulang dan berlama-lama yaitu :
سُبْحَانِ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
Tasbih berarti gerak yang dinamis seperti ketika bulan berrotasi (berputar mengelilingi kutubnya) dan berevolusi (mengelilingi) bumi. Bumi berotasi mengelilingi matahari. Atau ketika matahari berotasi dan mengelilingi pusat galaksi bimasakti.
Namun sebenarnya gerhana matahari dan bulan terjadi semata-mata karena kuasa Allah maka bertasbihlan memuji kebesaran kuasanya.
Tag :
Belajar Agama,
Special review