Dunia literasi di Indonesia tidak bisa dipandang
sebelah mata. Ada banyak deretan nama penulis di negeri ini yang hasil
karyanya diterima masyarakat baik dalam maupun luar negeri.
Dengan ciri khasnya yang berbeda, setiap penulis Indonesia mampu memberikan nilai-nilai positif dalam bidang kesusastraan modern atau biasa dikenal dengan penulis sastra angkatan reformasi. Penyampaiannya yang lugas dan lebih santai membuat banyak penggemar novel tidak sabar untuk menanti karya mereka.
Berikut 6 penulis Indonesia yang paling ditunggu novelnya:
Adrea Hirata
Lahir di Belitong, 24 Oktober 1976 ini tidak diragukan lagi hasil karyanya. Sebelumnya Adrea tidak pernah menerbitkan buku atau cerpen apapun namun kehadiran Laskar Pelangi mampu menggebrak pasar buku yang memang sedang lesu. Novel pertamanya Laskar Pelangi sukses menjadi best seller dan pemenang di New York Book Festival 2013 kategori General Fiction dan pemenang Buchawards 2013 Jerman. Laskar Pelangi sendiri telah di terbitkan dalam 34 bahasa asing dan diterbitkan oleh lebih dari 120 penerbit terkemuka di dunia.
Novel karangan Andrea Hirata yang lain:
Dalam setiap novelnya Andrea selalu memasukkan unsur sastra yang tinggi dalam nilai-nilai pemahamannya namun tetap di tulis dengan gaya bahasa yang ringan, kocak dan menyentuh. Peraih beasiswa Universitas Sorbonne Paris dan Sheffield Hallam University UK ini juga telah menerbitkan cerpen pertamanya berjudul “Dry Season” dan dimuat di majalah sastra ternama, Washington Square Review, New York University. Kini di daerah tempat tinggalnya yaitu di Belitong, Andrea mendirikan Musium Kata dan menjadi satu-satunya di Indonesia.
Darwis Tere Liye
Tere Liye adalah nama pena yang diambil oleh Darwis dalam setiap karyanya. Tere Liye berarti: untukmu, untuk-Mu berasal dari bahasa India. Tere Liye tergolong dalam 5 novelis yang karyanya paling ditunggu sebab beberapa novelnya laris di pasarkan bahkan ada yang beberapa sudah difilmkan dan tidak terbilang novelnya yang meraih best seller.
Novel karya Tere Liye lainnya:
Tere Liye juga terkenal aktif di social media lewat status-status yang selalu ditulis di akunnya namun beliau sangat jarang menampilkan biografi pada setiap karyanya. Nampaknya penulis yang terkenal dengan gaya bahasanya yang lugas dan cenderung apa adanya ini tidak ingin dikenal banyak orang terutama tentang kehidupan pribadinya.
Ada sebuah kutipan menarik yang ditulis pada salah satu biografinya yaitu: Bekerja keras, namun selalu merasa cukup, mencintai berbuat baik dan berbagi, senantiasa bersyukur dan berterima-kasih maka tere liye percaya, sejatinya kita sudah menggenggam kebahagiaan hidup ini.
Habiburrahman El Shirazy
Pria yang akrab disapa Kang Abik ini lahir di Semarang, 30 September 1976 telah membuktikan kepiawaiannya dalam dunia sastra literasi lewat karya fenomenalnya yaitu Ayat-ayat Cinta yang dirilis pada tahun 2004 dan telah dicetak sebanyak 160 ribu eksemplar. Beliau juga dinobatkan sebagai novelis no. 1 Indonesia oleh Insani Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang. Penulis lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini selalu memasukkan unsur-unsur dakwah pada tiap karyanya seperti:
Novel karya Kang Abik yang lain:
Hasil karya Habiburrahman El Shirazy tidak hanya diminati di Indonesia tapi juga di Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, Taiwan dan Australia. Penggemar Kang Abik selalu dapat memetik hikmah dari setiap tulisannya serta menyuntikkan api semangat untuk lebih mencintai agama dan bertindak sesuai aturan agama, itulas sebabnya karya Kang Abik selalu mendapat tempat tersendiri di hati para penggemar. Selain sebagai novelis Kang Abik juga adalah dai, dan penulis scenario untuk sinetron dan film.
Hilman Hariwijaya
Hilman Hariwijaya atau yang lebih dikenal dengan nama Hilman lupus ini lahir pada 22 Agustus 1964. Pria kelahiran Jakarta ini dikenal lewat cerpennya yang berjudul Lupus dan terbit di majalah "Hai" pertama kali pada Desember 1986. Lupus yang kala itu menjadi ikon remaja dengan gayanya yang sederhana, berambut gondrong dan sedikit berjambul akhirnya di bukukan menjadi sebuah novel remaja yang sukses hingga saat ini penggemar Lupus masih menanti kisah selanjutnya. Gambaran tokoh yang kuat ini membuat Hilman menjadi salah satu penulis yang diperhitungkan dalam dunia sastra dan beliau juga pernah di sebut sebagai “Si Jago Ngocol se-Indonesia” lewat karya fenomenalnya tersebut.
Novel karya Hilman Hariwijaya:
Pada awal karirnya banyak meragukan apakah Hilman akan sukses dibidang kepenulisannya, namun hal itu tidak membuatnya surut bahkan semangat menulisnya terus dikembangkan hingga akhirnya Hilman menjadi penulis yang karyanya diingat sampai sekarang. Dalam sebuah kesempatan Hilman pernah berkata bahwa jika ingin menjadi penulis harus punya sikap dan tekad. Asal intuisi dan cobalah melihat dari berbagai sudut pandang. Buat tokoh yang menarik serta berkarakter dan buat cerita sebagus mungkin. Terakhir jangan cepat puas dengan satu karya tapi teruslah asah bakat agar karya-karya yang lain mengikuti.
Asma Nadia
Pemilik nama asli Asmarani Rosalba ini lahir di Jakarta pada tahun 1972 dan lebih dikenal dengan Asma Nadia adalah seorang penulis yang memiliki penggemar lebih banyak dikalangan para wanita. Selain sebagai novelis Asma Nadia juga pendiri Forum Lingkar Pena yakni sebuah perkumpulan yang membantu penulis-penulis muda untuk mengembangkan kemampuan menulis mereka. Asma Nadia juga tidak segan untuk membantu anggota forum agar hasil karyanya bisa diterbitkan oleh penerbit major.
Novel karya Asma Nadia:
Menurut Asma menjadi penulis dapat membuatnya berbicara, menyampaikan ide dan protes pada banyak orang tentang sesuatu yang tidak semestinya. Menulis juga dapat memberikan semangat pada orang banyak untuk menjadi yang terbaik. Lewat Forum Lingkar Pena Asma pernah menuliskan kiat menjadi seorang penulis: Rajin Mengamati apa saja, memiliki motivasi untuk membuat karya terbaik, banyak membaca kamus untuk mencari kosa kata, banyak membaca buku, memanfaatkan pengalaman masa lalu, berdiskusi dengan penulis lainnya, jangan ragu untuk mengirimkan hasil karya pada penerbit dan berlatih terus menerus.
Ahmad Fuadi
Lahir di Bayur Maninjau Sumatera Barat pada 30 Desember 1972 ini adalah siswa di pesantren gontor Ponorogo. Novel pertamanya yang berjudul Negeri 5 Menara berhasil menjadi best seller di tahun 2009. Tidak hanya itu beliau juga meraih Anugrah Pembaca Indonesia tahun 2010 dan masuk dalam nominasi Khatulistiwa Literary Award. Meskipun terbilang baru dalam dunia sastra angkatan 2000 namun Ahmad Fuadi mampu membuktikan bahwa karyanya dibuat dengan melaui riset yang panjang sehingga menghasilkan tidak hanya sebuah novel yang enak dibaca tapi juga memiliki nilai-nilai budi pekerti yang luhur berkat didikan yang didapatnya selama menjadi santri.
Novel Ahmad Fuadi yang lain:
Selain sebagai penulis Ahmad Fuadi juga mendirikan Yayasan Menara yang bergerak membantu pendidikan masyarakat yang kurang mampu khususnya untuk usia pra sekalo. Yayasan ini berada di kawasan Bintaro Tangerang Selatan.
Dengan ciri khasnya yang berbeda, setiap penulis Indonesia mampu memberikan nilai-nilai positif dalam bidang kesusastraan modern atau biasa dikenal dengan penulis sastra angkatan reformasi. Penyampaiannya yang lugas dan lebih santai membuat banyak penggemar novel tidak sabar untuk menanti karya mereka.
Berikut 6 penulis Indonesia yang paling ditunggu novelnya:
Adrea Hirata
Lahir di Belitong, 24 Oktober 1976 ini tidak diragukan lagi hasil karyanya. Sebelumnya Adrea tidak pernah menerbitkan buku atau cerpen apapun namun kehadiran Laskar Pelangi mampu menggebrak pasar buku yang memang sedang lesu. Novel pertamanya Laskar Pelangi sukses menjadi best seller dan pemenang di New York Book Festival 2013 kategori General Fiction dan pemenang Buchawards 2013 Jerman. Laskar Pelangi sendiri telah di terbitkan dalam 34 bahasa asing dan diterbitkan oleh lebih dari 120 penerbit terkemuka di dunia.
Novel karangan Andrea Hirata yang lain:
- Laskar Pelangi
- Sang Pemimpi
- Edensor
- Maryamah Karpov (Mimpi-mimpi Lintang)
- Padang Bulang dan Cinta di Dalam Gelas
- Sebelas Patriot
- Laskar Pelangi Soong Book
- Ayah
Dalam setiap novelnya Andrea selalu memasukkan unsur sastra yang tinggi dalam nilai-nilai pemahamannya namun tetap di tulis dengan gaya bahasa yang ringan, kocak dan menyentuh. Peraih beasiswa Universitas Sorbonne Paris dan Sheffield Hallam University UK ini juga telah menerbitkan cerpen pertamanya berjudul “Dry Season” dan dimuat di majalah sastra ternama, Washington Square Review, New York University. Kini di daerah tempat tinggalnya yaitu di Belitong, Andrea mendirikan Musium Kata dan menjadi satu-satunya di Indonesia.
Darwis Tere Liye
Tere Liye adalah nama pena yang diambil oleh Darwis dalam setiap karyanya. Tere Liye berarti: untukmu, untuk-Mu berasal dari bahasa India. Tere Liye tergolong dalam 5 novelis yang karyanya paling ditunggu sebab beberapa novelnya laris di pasarkan bahkan ada yang beberapa sudah difilmkan dan tidak terbilang novelnya yang meraih best seller.
Novel karya Tere Liye lainnya:
- Hafalan Sholat Delisa
- Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
- Pukat, Burlian, Eliana dan Amelia (serial anak-anak Mamak)
- Moga Bunda Disayang Allah
- Bidadari-Bidadari Surga
- Sang Penanda
- Sunset Bersama Rosie
- Rembulan Tenggelam di Wajahmu
- Kau, Aku dan Sepucuk Angpao Merah
- Mimpi-Mimpi si Patah Hati
- Cintaku Antara Jakarta dan Kuala Lumpur
- Negeri Di Ujung Tanduk
- Sang Bedebah
- Rindu
- Pulang
Tere Liye juga terkenal aktif di social media lewat status-status yang selalu ditulis di akunnya namun beliau sangat jarang menampilkan biografi pada setiap karyanya. Nampaknya penulis yang terkenal dengan gaya bahasanya yang lugas dan cenderung apa adanya ini tidak ingin dikenal banyak orang terutama tentang kehidupan pribadinya.
Ada sebuah kutipan menarik yang ditulis pada salah satu biografinya yaitu: Bekerja keras, namun selalu merasa cukup, mencintai berbuat baik dan berbagi, senantiasa bersyukur dan berterima-kasih maka tere liye percaya, sejatinya kita sudah menggenggam kebahagiaan hidup ini.
Habiburrahman El Shirazy
Pria yang akrab disapa Kang Abik ini lahir di Semarang, 30 September 1976 telah membuktikan kepiawaiannya dalam dunia sastra literasi lewat karya fenomenalnya yaitu Ayat-ayat Cinta yang dirilis pada tahun 2004 dan telah dicetak sebanyak 160 ribu eksemplar. Beliau juga dinobatkan sebagai novelis no. 1 Indonesia oleh Insani Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang. Penulis lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini selalu memasukkan unsur-unsur dakwah pada tiap karyanya seperti:
Novel karya Kang Abik yang lain:
- Diatas Sajadah Cinta
- Ayat-Ayat Cinta
- Pudarnya Pesona Cleopatra
- Ketika Cinta Berbuah Surga
- Ketika Cinta Bertasbih
- Ketika Cinta Bertasbih 2
- Dalam Mihrab Cinta’
- Bumi Cinta
- Api Tauhid
Hasil karya Habiburrahman El Shirazy tidak hanya diminati di Indonesia tapi juga di Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, Taiwan dan Australia. Penggemar Kang Abik selalu dapat memetik hikmah dari setiap tulisannya serta menyuntikkan api semangat untuk lebih mencintai agama dan bertindak sesuai aturan agama, itulas sebabnya karya Kang Abik selalu mendapat tempat tersendiri di hati para penggemar. Selain sebagai novelis Kang Abik juga adalah dai, dan penulis scenario untuk sinetron dan film.
Hilman Hariwijaya
Hilman Hariwijaya atau yang lebih dikenal dengan nama Hilman lupus ini lahir pada 22 Agustus 1964. Pria kelahiran Jakarta ini dikenal lewat cerpennya yang berjudul Lupus dan terbit di majalah "Hai" pertama kali pada Desember 1986. Lupus yang kala itu menjadi ikon remaja dengan gayanya yang sederhana, berambut gondrong dan sedikit berjambul akhirnya di bukukan menjadi sebuah novel remaja yang sukses hingga saat ini penggemar Lupus masih menanti kisah selanjutnya. Gambaran tokoh yang kuat ini membuat Hilman menjadi salah satu penulis yang diperhitungkan dalam dunia sastra dan beliau juga pernah di sebut sebagai “Si Jago Ngocol se-Indonesia” lewat karya fenomenalnya tersebut.
Novel karya Hilman Hariwijaya:
- Lupus
- Olga
- Lulu
- Vanya
- Vladd
- Keluarga Hantu
Pada awal karirnya banyak meragukan apakah Hilman akan sukses dibidang kepenulisannya, namun hal itu tidak membuatnya surut bahkan semangat menulisnya terus dikembangkan hingga akhirnya Hilman menjadi penulis yang karyanya diingat sampai sekarang. Dalam sebuah kesempatan Hilman pernah berkata bahwa jika ingin menjadi penulis harus punya sikap dan tekad. Asal intuisi dan cobalah melihat dari berbagai sudut pandang. Buat tokoh yang menarik serta berkarakter dan buat cerita sebagus mungkin. Terakhir jangan cepat puas dengan satu karya tapi teruslah asah bakat agar karya-karya yang lain mengikuti.
Asma Nadia
Pemilik nama asli Asmarani Rosalba ini lahir di Jakarta pada tahun 1972 dan lebih dikenal dengan Asma Nadia adalah seorang penulis yang memiliki penggemar lebih banyak dikalangan para wanita. Selain sebagai novelis Asma Nadia juga pendiri Forum Lingkar Pena yakni sebuah perkumpulan yang membantu penulis-penulis muda untuk mengembangkan kemampuan menulis mereka. Asma Nadia juga tidak segan untuk membantu anggota forum agar hasil karyanya bisa diterbitkan oleh penerbit major.
Novel karya Asma Nadia:
- Salon Kepribadian
- Derai Sunyi
- Assalamualaikum Beijing
- Cinta Tak Pernah Menang
- Rembulan di Mata Ibu
- Dialong Dua Layar
- Rumah Tanpa Jendela
- Emak Ingin Naik Haji
- Sakinah Bersamamu
- Jilbab Traveler
- Catatan Hati Seorang Istri
Menurut Asma menjadi penulis dapat membuatnya berbicara, menyampaikan ide dan protes pada banyak orang tentang sesuatu yang tidak semestinya. Menulis juga dapat memberikan semangat pada orang banyak untuk menjadi yang terbaik. Lewat Forum Lingkar Pena Asma pernah menuliskan kiat menjadi seorang penulis: Rajin Mengamati apa saja, memiliki motivasi untuk membuat karya terbaik, banyak membaca kamus untuk mencari kosa kata, banyak membaca buku, memanfaatkan pengalaman masa lalu, berdiskusi dengan penulis lainnya, jangan ragu untuk mengirimkan hasil karya pada penerbit dan berlatih terus menerus.
Ahmad Fuadi
Lahir di Bayur Maninjau Sumatera Barat pada 30 Desember 1972 ini adalah siswa di pesantren gontor Ponorogo. Novel pertamanya yang berjudul Negeri 5 Menara berhasil menjadi best seller di tahun 2009. Tidak hanya itu beliau juga meraih Anugrah Pembaca Indonesia tahun 2010 dan masuk dalam nominasi Khatulistiwa Literary Award. Meskipun terbilang baru dalam dunia sastra angkatan 2000 namun Ahmad Fuadi mampu membuktikan bahwa karyanya dibuat dengan melaui riset yang panjang sehingga menghasilkan tidak hanya sebuah novel yang enak dibaca tapi juga memiliki nilai-nilai budi pekerti yang luhur berkat didikan yang didapatnya selama menjadi santri.
Novel Ahmad Fuadi yang lain:
- Negeri 5 Menara Ranah
- 3 Warna dan
- Rantau 1 Muara
Selain sebagai penulis Ahmad Fuadi juga mendirikan Yayasan Menara yang bergerak membantu pendidikan masyarakat yang kurang mampu khususnya untuk usia pra sekalo. Yayasan ini berada di kawasan Bintaro Tangerang Selatan.
Tag :
sastra