Sebenernya udah lama banget mau nulis soal ini, tapi ketahan terus karena emosiku belum stabil dan keliatan sama pembaca yang budiman di seantero jagad blogspare. Malam ini rasanya kondisi emosi udah mulai kondunsif dan aku bisa bercerita dengan kepala dingin, sebelum nulis kepala di masukin ke dalam freezer. Sejak pindah ke Pekanbaru ikut suami aku sedikit kehilangan teman di dunia nyata. Bisa dibilang temenku cuma sekitaran jari tangan aja, itupun terdiri dari emak-emak sesama anggota arisan yang kalo ketemu cuma di dua event, pertama pas arisan kedua pas ke warung. Jadilah hidupku sepiiiii banget. Diantara temen-temenku yang seitungan jari tangan itu adalah seorang teman yang multitalenta. Aku sebut begitu karena selain baik hati, tidak sombong, gemar menabung, pinter cari duit, dia juga senang ngasih aku barang-barang hasil kerja tangannya sendiri. hehehhehehe.
Temenku juga seorang blogger wanita yang lumayan aktif di SocMed, sedikit lebei dan suka nulis yang lucu-lucu terutama di twitt dan fb. Karena banyak kesamaan itulah kami bisa dibilang solmed, bukan soleh mahmud ya.... Temenku belum menikah jadi dialah yang sering nyamperin aku ke rumah, seringnya bila ada keperluan dan sesekali kalo pas senggang. Maklum temenku banyak aktifitasnya yang semua berkaitan dengan uang. Dia pengusaha kecil mandiri di bidang jahit menjahit, membuat handcraft, dia juga guru les privat bahasa inggris, dia juga sering terlibat di pelatihan-pelatihan internet sehat, dia juga beberapa kali menjadi EO dadakan dalam event-event yang berkaitan dengan internet.
Dengan seluruh kegiatannya yang segambreng itu tentu saja berkunjung ke rumahku menjadi hal yang sedikit penting buat aku dan kami selalu mengisinya dengan berbagi cerita tentang apa saja. Awal tahun 2013 aku nerima sms yang bikin aku tersedak tengah malam, sms maha panjang yang intinya dia akan segera menikah. Gak ada angin apalagi petir tapi aku kaget. Waktu berputar seperti biasa, tapi aku merasa ada yang hilang dari diriku, aduh aku melon banget ya, apa yang aneh sih dari sebuah pernikahan? kan baik kalau dia segera menikah mengingat umurnya juga udah cukup. Ya memang gak ada yang aneh, dan sebagai teman mestinya aku bersyukur dia segera menemukan jodoh hidupnya dan semoga sampai ke akhiratnya. Mestinya aku berbesar hati ketika dia bilang bahwa dia akan mundur dari dunia maya, dia akan fokus mengurus rumah tangganya kelak, dia akan membatasi diri untuk berhubungan dengan orang luar termasuk aku dan yang dia akan ikut suaminya tinggal di kepulauan Riau.
Sejak itu aku selalu menahan diri untuk gak telp dan mengajak dia bertemu aku juga berusaha menyopankan bahasaku karena biasanya kalau ngobrol kami memang sering ngeledek satu-sama lain, kami dekat selayaknya kakak-adik. Berhari-hari aku selalu ingat dia, aku sudah kangen padahal perpisahan belum terjadi, aku sudah kehilangan padahal dia masih sesekali berkirim kabar lewat telp. Kalau aku fikir lebih dalam, sebenarnya aku belum ikhlas dan sulit untuk mengikhlaskannya tapi aku harus berusaha untuk itu. Pelan tapi pasti aku mulai menuju pada keikhlasan itu, aku akan bahagia jika temanku bahagia, aku tau dia memang akan pergi dari kehidupanku tapi tidak dengan kenangan kami. Dia bilang kami masih bisa berkomunikasi tapi gak seperti dulu, aku fikir itu sudah cukup karena bagaimanapun juga aku harus menghormati keputusannya yang baik untuk dunia insyaAllah untuk akhiratnya juga.
Teman, maukah kau jadi temanku?
Temenku juga seorang blogger wanita yang lumayan aktif di SocMed, sedikit lebei dan suka nulis yang lucu-lucu terutama di twitt dan fb. Karena banyak kesamaan itulah kami bisa dibilang solmed, bukan soleh mahmud ya.... Temenku belum menikah jadi dialah yang sering nyamperin aku ke rumah, seringnya bila ada keperluan dan sesekali kalo pas senggang. Maklum temenku banyak aktifitasnya yang semua berkaitan dengan uang. Dia pengusaha kecil mandiri di bidang jahit menjahit, membuat handcraft, dia juga guru les privat bahasa inggris, dia juga sering terlibat di pelatihan-pelatihan internet sehat, dia juga beberapa kali menjadi EO dadakan dalam event-event yang berkaitan dengan internet.
Dengan seluruh kegiatannya yang segambreng itu tentu saja berkunjung ke rumahku menjadi hal yang sedikit penting buat aku dan kami selalu mengisinya dengan berbagi cerita tentang apa saja. Awal tahun 2013 aku nerima sms yang bikin aku tersedak tengah malam, sms maha panjang yang intinya dia akan segera menikah. Gak ada angin apalagi petir tapi aku kaget. Waktu berputar seperti biasa, tapi aku merasa ada yang hilang dari diriku, aduh aku melon banget ya, apa yang aneh sih dari sebuah pernikahan? kan baik kalau dia segera menikah mengingat umurnya juga udah cukup. Ya memang gak ada yang aneh, dan sebagai teman mestinya aku bersyukur dia segera menemukan jodoh hidupnya dan semoga sampai ke akhiratnya. Mestinya aku berbesar hati ketika dia bilang bahwa dia akan mundur dari dunia maya, dia akan fokus mengurus rumah tangganya kelak, dia akan membatasi diri untuk berhubungan dengan orang luar termasuk aku dan yang dia akan ikut suaminya tinggal di kepulauan Riau.
Sejak itu aku selalu menahan diri untuk gak telp dan mengajak dia bertemu aku juga berusaha menyopankan bahasaku karena biasanya kalau ngobrol kami memang sering ngeledek satu-sama lain, kami dekat selayaknya kakak-adik. Berhari-hari aku selalu ingat dia, aku sudah kangen padahal perpisahan belum terjadi, aku sudah kehilangan padahal dia masih sesekali berkirim kabar lewat telp. Kalau aku fikir lebih dalam, sebenarnya aku belum ikhlas dan sulit untuk mengikhlaskannya tapi aku harus berusaha untuk itu. Pelan tapi pasti aku mulai menuju pada keikhlasan itu, aku akan bahagia jika temanku bahagia, aku tau dia memang akan pergi dari kehidupanku tapi tidak dengan kenangan kami. Dia bilang kami masih bisa berkomunikasi tapi gak seperti dulu, aku fikir itu sudah cukup karena bagaimanapun juga aku harus menghormati keputusannya yang baik untuk dunia insyaAllah untuk akhiratnya juga.
Teman, maukah kau jadi temanku?
Tag :
curahan hati