Aku sering melihat berita di TV tentang seorang ibu di kota "mana" tega membuang bayinya entah di mana. Terus ada seorang ibu dari kota "apa" menemukan bayi yang masih dalam keadaan hidup di pinggir jalan. Atau seorang pemulung yang sedang mengorek-ngorek sampah tiba-tiba menemukan jenazah bayi yang masih berlumuran darah. Oh Tuhan, aku pusing melihat berita-berita seperti itu. Sering timbul pertanyaan sesudahnya, "Kok bisa ya?"
"Emang udah ga ada cara lain ya buat menyelesaikan masalah yang di buat sendiri?"
"Kenapa bayi yang ga bersalah jadi korban ya?" dsb..dll..dst...
Aku ga kenal mereka, aku ga tau kenapa mereka berbuat seperti itu. Dan biasanya dalam beberapa hari aku sudah bisa melupakan berita-berita menyedihkan seperti itu. Aku berharap semoga ga ada lagi wanita-wanita kejam yang tega membuang bayinya.
Hari-hariku pun terus berjalan, dengan sederet aktivitas sebagai ibu rumah tangga. hingga pada suatu pagi, aku menerima sebaris SMS dari seorang teman jauh yang mengatakan, kalau temanku telah membuang bayinya di tokong tempat sembahyang warga Cina di Malaka. Jleg! Sejenak aku mencerna kata demi kata di layar Hape ku. Lalu dengan sangat cepat ingatanku berlari ke masa 4 tahun yang lalu ketika aku dan temanku masih mengais rejeki di kota itu.
Malaka, bisa dibilang kenangan yang tertinggal sangat buruk buatku, bahkan kadang aku tidak mau mengingatnya. Hatiku menolak. Tapi mendengar berita ini urung aku terdiam. Dia, yang dengan santai mengatakan kalau bayi hasil hubungannya dengan lelaki Tionghoa telah di tinggalkan malam hari di sebuah tokong. Dengan harapan orang yang mengurus tokong tersebut mau mengambil bayinya. Kenapa? karena lelaki itu tidak mau bertanggung jawab.
"Kamu menyesal?" balasku melalui sms
"Tidak, itu yang terbaik menurutku. Aku ga mungkin pulang ke Indonesia dengan menggendong bayi. Apa kata orang-orang"
Aku terperangah, aku marah, seadainya dia ada di depanku, ingin kutonjok wajah cantiknya. Tidak tahukah engkau betapa lucunya seorang bayi? ingin aku menjelaskan tentang itu, tapi buat apa? semua sudah terjadi. Untuk selanjutnya yang aku lakukan hanya mendiamkan beberapa smsnya tanpa balasan. >.<
"Emang udah ga ada cara lain ya buat menyelesaikan masalah yang di buat sendiri?"
"Kenapa bayi yang ga bersalah jadi korban ya?" dsb..dll..dst...
Aku ga kenal mereka, aku ga tau kenapa mereka berbuat seperti itu. Dan biasanya dalam beberapa hari aku sudah bisa melupakan berita-berita menyedihkan seperti itu. Aku berharap semoga ga ada lagi wanita-wanita kejam yang tega membuang bayinya.
Hari-hariku pun terus berjalan, dengan sederet aktivitas sebagai ibu rumah tangga. hingga pada suatu pagi, aku menerima sebaris SMS dari seorang teman jauh yang mengatakan, kalau temanku telah membuang bayinya di tokong tempat sembahyang warga Cina di Malaka. Jleg! Sejenak aku mencerna kata demi kata di layar Hape ku. Lalu dengan sangat cepat ingatanku berlari ke masa 4 tahun yang lalu ketika aku dan temanku masih mengais rejeki di kota itu.
Malaka, bisa dibilang kenangan yang tertinggal sangat buruk buatku, bahkan kadang aku tidak mau mengingatnya. Hatiku menolak. Tapi mendengar berita ini urung aku terdiam. Dia, yang dengan santai mengatakan kalau bayi hasil hubungannya dengan lelaki Tionghoa telah di tinggalkan malam hari di sebuah tokong. Dengan harapan orang yang mengurus tokong tersebut mau mengambil bayinya. Kenapa? karena lelaki itu tidak mau bertanggung jawab.
"Kamu menyesal?" balasku melalui sms
"Tidak, itu yang terbaik menurutku. Aku ga mungkin pulang ke Indonesia dengan menggendong bayi. Apa kata orang-orang"
Aku terperangah, aku marah, seadainya dia ada di depanku, ingin kutonjok wajah cantiknya. Tidak tahukah engkau betapa lucunya seorang bayi? ingin aku menjelaskan tentang itu, tapi buat apa? semua sudah terjadi. Untuk selanjutnya yang aku lakukan hanya mendiamkan beberapa smsnya tanpa balasan. >.<
Tag :
curahan hati