Setelah kemarin saya menulis tentang novel Burlian karya Tere-Liye yang merupakan buku ke 2 Serial Anak-Anak Mamak. Kali ini saya akan melanjutkan resensi tentang buku ke 3 nya yang berjudul Pukat.
Tak beda jauh dengan Burlian, Pukat juga dipenuhi dengan kisah masa kecilnya, yang polos, nakal dan selalu bisa menghubungkan sebuah kejadian satu dengan kejadian lainnya. Jika Burlian di sebut sebagai Anak yang Spesial, maka Pukat di sebut Anak yang Pintar. Pukat memiliki kepribadian yang sedikit lebih "baik" dari adiknya Burlian.
Pukat juga memiliki sifat suka menolong yang hebat banget. Kalian akan terkesan dengan sifatnya ketika membaca salah satu bab dengan kisah Kaleng Kejujuran. Di situ penulis coba menyampaikan betapa kejujuran dan harga diri adalah hal yang paling penting walaupun kita sedang dalam kesusahan. Bukan hanya itu, kalian juga akan merasa terenyuh ketika Pukat sedang marah dengan mamaknya sampai sakit. Tapi mamak malah merawat Pukat dengan baik sekali. Ah kasih sayang seorang ibu memang tidak bisa di ukur dengan apapun bukan.
Ada banyak lagi kisah masa kecil Pukat yang sebenarnya adalah hasil imajinasi penulis. Namun menulis mampu menyampaikan pesan-pesan moral dan kebaikan-kebaikan yang sedikit demi sedikit mulai terkikis dalam kehidupan kita saat ini. Kita akan kembali diingatkan tentang itu semua melalui kisah masa kecil Pukat dalam Serial Anak-Anak Mamak karya Tere-Liye.
Tak beda jauh dengan Burlian, Pukat juga dipenuhi dengan kisah masa kecilnya, yang polos, nakal dan selalu bisa menghubungkan sebuah kejadian satu dengan kejadian lainnya. Jika Burlian di sebut sebagai Anak yang Spesial, maka Pukat di sebut Anak yang Pintar. Pukat memiliki kepribadian yang sedikit lebih "baik" dari adiknya Burlian.
Pukat juga memiliki sifat suka menolong yang hebat banget. Kalian akan terkesan dengan sifatnya ketika membaca salah satu bab dengan kisah Kaleng Kejujuran. Di situ penulis coba menyampaikan betapa kejujuran dan harga diri adalah hal yang paling penting walaupun kita sedang dalam kesusahan. Bukan hanya itu, kalian juga akan merasa terenyuh ketika Pukat sedang marah dengan mamaknya sampai sakit. Tapi mamak malah merawat Pukat dengan baik sekali. Ah kasih sayang seorang ibu memang tidak bisa di ukur dengan apapun bukan.
Ada banyak lagi kisah masa kecil Pukat yang sebenarnya adalah hasil imajinasi penulis. Namun menulis mampu menyampaikan pesan-pesan moral dan kebaikan-kebaikan yang sedikit demi sedikit mulai terkikis dalam kehidupan kita saat ini. Kita akan kembali diingatkan tentang itu semua melalui kisah masa kecil Pukat dalam Serial Anak-Anak Mamak karya Tere-Liye.
Tag :
resensi film/buku