Alhamdulillah.. akhirnya hujan turun juga, setelah hampir seminggu ga muncul dan menyebabkan udara menjadi begitu panas. Apalagi untuk ibu hamil sepertiku yang kata orang-orang bawaannya gerah mulu. Dulu sih ga percaya, ternyata setelah mengalami sendiri gimana rasanya jadi bumil a.k.a ibu hamil baru aku tau emang bener bawaannya panas. Maka jangan heran kalau emosi juga turun naik kek roller coaster. Kadang happy kadang malah jutek ga menentu.
Well, kembali pada hujan, pagi ini aku dibangunkan oleh suara hujan, lumayan deras mengguyur. Dengan mata yang masih tertutup, males tepatnya. Dalam hati aku masih mengucap syukur. Soalnya menurut informasi dari suami, hutan Pekanbaru lagi dibakar untuk dijadikan lahan sawit.
Ini yang menyebabkan udara makin kerasa panas.
OMG.... pengen marah, tapi sama siapa ya. Masak aku nekat datengi Pak Gub dan misuh-misuh soal pembakaran hutan. Bukannya ditanggepin ntar yang ada malah aku di misuhin suami hehhehe.
Sudahlah tidak perlu membahas lagi tentang usaha itu sebab alasannya adalah demi kemajuan daerah, biar warga Pekanbaru memiliki lahan pekerjaan atau apalah namanya. Tapi menurutku yang jelas ini satu bukti wujud keserakahan manusia atas alam. Maka wajar saja jika suatu hari alam merajuk dan susah untuk dipujuk.
Nikmati saja hujan pagi ini, dengan segelas teh kesukaan, dan kue pemberian kakak ipar, aku kembali ngoceh di blog pribadiku.
Hmmm.. kalau diingat-ingat sudah lama sekali aku ga bicara ngalor ngidul.
Padahal jika kalian kembali ke postinganku setahun yang lalu, kalian masih akan menjumpai banyak postingan ga jelas hasil dari karya imaginasi dan kreatifitas jari-jariku.
Aku banyak bicara tentang apa saja. Sampai-sampai ada yang bilang kalau bintangair isinya curhatan dari pemiliknya.
But, bukan itu yang bikin aku jadi pindah haluan dan mengubah blog ini dengan isinya yang melulu tentang resep masakan.
Kadang seseorang bisa ngerasa jenuh juga kan... Yah anggap saja itu yang terjadi padaku.
Tapi untuk membiarkan blog ini tanpa isi juga bukan hal yang mengenakkan, maka jadilah blog ini pindah menjadi blog resep masakan secara semenjak jadi emak-emak aku suka ngulik tentang masakan.
Dari pada dipelajari sendiri, mending dibagiin biar yang lain juga bisa nyoba. Hanya saja setiap resep yang ditampilin ga pernah ada gambar, ini juga punya alasan khusus lho...
Aku memang sengaja ga nampilin gambar biar ga terlalu berat loading.
Alasan lainnya Lappie ku ini kalau loading suka empot-empotan, untuk membuka blog sendiri aja perlu waktu lama, bisa nyambi nyuci piring sama masak dulu.
Trus pas lagi enak-enak keluyuran di blog tetangga, lappie ku dengan tidak sopannya bisa hank sendiri. Tuh nyebelin banget kan.
Nah.... maka dari itulah sodare-sodare warga kampung blogger, pengusaha dollar di seluruh jagad maya.
Jangan tanya lagi kemana aku pergi eh salah, jangan tanya lagi kenapa setiap resep yang ditampilin ga pernah ada gambar.
Jadi demi kenyamanan dan keamanan kita bersama, gimana kalau setiap resep yang aku tampilin di coba ada sendiri, nah trus setelah jadi yah bayangkanlah kalau bentuknya memang seperti yang ada di resep masakan bintangair.
Mengenai kesalahan teknis itu bukan salah penulis tapi mungkin salah sipenerima, secara setiap orang memiliki perbedaan pemikiran dan pendapat tho. Bingung ya apa maksudku? ya sama aku juga bingung.
Next rumpian selanjutnya. Kemarin anakku yang kedua ulang tahun. Sudah dari sebulan yang lalu dia merengek minta Ha Pe nya diganti.
Tapi aku bilang sama bapaknya, "Ga usah di ganti lah, Ha Pe untuk anak kelas 4 SD keknya ga penting-penting banget, bawa pergi makan bareng aja biar kenyang"
dan Alhamdulillah bapaknya setuju. Tapi rencana jadi berubah secara si anak ternyata minta ke Gramedia,
Alhamdulillah lagi... aku rasa itu lebih bermanfaat dari pada makan-makan.
Akhirnya kemarin jadilah kami berempat ke Gramedia dan mengambil buku-buku yang diinginkan. Aku ga bilang membeli soalnya giliran bayar tentu si bapak yang harus ngeluarin kocek.
Suamiku sempet menunjukkan muka aneh waktu ngeliat aku menenteng tiga novel sekaligus.
"Ga biasanya" mungkin gitu fikirannya. Aku sih cuma nyengir aja waktu dia berekspresi aneh gitu.
Wajarlah kalau dia merasa aneh, sudah lama sekali aku ga beli novel.
Mungkin sejak kami menikah, biasanya kalau ke Gramed, aku memilih buku masakan, atau tips merawat rumah, atau buku-buku real yang lainnya.
Sementara buku jenis fiksi begini sudah ga pernah lagi. Mungkin karena Andrea Hirata belum meluncurkan novel baru kali ya... aku kan suka banget sama karya tulisannya. Sebenernya aku ingin membeli novel barunya A.Fuadi yang judulnya Ranah 3 Warna, tapi sampai di sana aku urung membelinya. Sebab novel yang menempati posisi buku laris hampir semua karangan Tere-Liye.
Naluriku tergelitik untuk nyomot satu dari lima novel yang di susun rapi di atas rak. Hafalan Shalat Delisa, aku baca sekilas sinopisnya, kesan pertamaku pasti isinya mengharu-biru. Lanjut ke Serial Anak-Anak Mamak, aku membayangkan lagi, ini isinya sederhana, tentang kehidupan keluarga.
Well, jadilah aku memboyong tiga novel karya Tere-Liye dan kuberi pada suami untuk dibayar.
Puas? Oh belum, ada lagi karangan Tere-Liye yang masih bergelantungan di benakku, tapi aku sengaja tidak mengambilnya kemarin karena ku fikir, cukuplah tiga novel ini menjadi referensi apakah aku suka gaya penyampaiannya atau tidak.
Aku sudah terlanjur jatuh cinta pada tulisan Andrea Hirata, tapi aku juga bukan peminat setia, kalau ada penulis lain yang juga ga kalah bagus, kenapa aku ga selingkuh? wong selingkuh dalam meminati karya orang lain itu sah-sah aja.
Sebagai penutup rumpian pagi ini, gerimis masih lagi merintik, dua gelas teh sudah khatam. Sementara jam menunjukkan pukul 07:40 pagi, aku rasa cukuplah ocehanku pagi ini, untuk selanjutnya nanti aku ceritakan isi novel yang kemarin dibeliin suami. Oke, sobat blogger semua, happy weekend dan semoga hari ini menyenangkan buat aku, kamu, dan kita semua.
Well, kembali pada hujan, pagi ini aku dibangunkan oleh suara hujan, lumayan deras mengguyur. Dengan mata yang masih tertutup, males tepatnya. Dalam hati aku masih mengucap syukur. Soalnya menurut informasi dari suami, hutan Pekanbaru lagi dibakar untuk dijadikan lahan sawit.
Ini yang menyebabkan udara makin kerasa panas.
OMG.... pengen marah, tapi sama siapa ya. Masak aku nekat datengi Pak Gub dan misuh-misuh soal pembakaran hutan. Bukannya ditanggepin ntar yang ada malah aku di misuhin suami hehhehe.
Sudahlah tidak perlu membahas lagi tentang usaha itu sebab alasannya adalah demi kemajuan daerah, biar warga Pekanbaru memiliki lahan pekerjaan atau apalah namanya. Tapi menurutku yang jelas ini satu bukti wujud keserakahan manusia atas alam. Maka wajar saja jika suatu hari alam merajuk dan susah untuk dipujuk.
Nikmati saja hujan pagi ini, dengan segelas teh kesukaan, dan kue pemberian kakak ipar, aku kembali ngoceh di blog pribadiku.
Hmmm.. kalau diingat-ingat sudah lama sekali aku ga bicara ngalor ngidul.
Padahal jika kalian kembali ke postinganku setahun yang lalu, kalian masih akan menjumpai banyak postingan ga jelas hasil dari karya imaginasi dan kreatifitas jari-jariku.
Aku banyak bicara tentang apa saja. Sampai-sampai ada yang bilang kalau bintangair isinya curhatan dari pemiliknya.
But, bukan itu yang bikin aku jadi pindah haluan dan mengubah blog ini dengan isinya yang melulu tentang resep masakan.
Kadang seseorang bisa ngerasa jenuh juga kan... Yah anggap saja itu yang terjadi padaku.
Tapi untuk membiarkan blog ini tanpa isi juga bukan hal yang mengenakkan, maka jadilah blog ini pindah menjadi blog resep masakan secara semenjak jadi emak-emak aku suka ngulik tentang masakan.
Dari pada dipelajari sendiri, mending dibagiin biar yang lain juga bisa nyoba. Hanya saja setiap resep yang ditampilin ga pernah ada gambar, ini juga punya alasan khusus lho...
Aku memang sengaja ga nampilin gambar biar ga terlalu berat loading.
Alasan lainnya Lappie ku ini kalau loading suka empot-empotan, untuk membuka blog sendiri aja perlu waktu lama, bisa nyambi nyuci piring sama masak dulu.
Trus pas lagi enak-enak keluyuran di blog tetangga, lappie ku dengan tidak sopannya bisa hank sendiri. Tuh nyebelin banget kan.
Nah.... maka dari itulah sodare-sodare warga kampung blogger, pengusaha dollar di seluruh jagad maya.
Jangan tanya lagi kemana aku pergi eh salah, jangan tanya lagi kenapa setiap resep yang ditampilin ga pernah ada gambar.
Jadi demi kenyamanan dan keamanan kita bersama, gimana kalau setiap resep yang aku tampilin di coba ada sendiri, nah trus setelah jadi yah bayangkanlah kalau bentuknya memang seperti yang ada di resep masakan bintangair.
Mengenai kesalahan teknis itu bukan salah penulis tapi mungkin salah sipenerima, secara setiap orang memiliki perbedaan pemikiran dan pendapat tho. Bingung ya apa maksudku? ya sama aku juga bingung.
Next rumpian selanjutnya. Kemarin anakku yang kedua ulang tahun. Sudah dari sebulan yang lalu dia merengek minta Ha Pe nya diganti.
Tapi aku bilang sama bapaknya, "Ga usah di ganti lah, Ha Pe untuk anak kelas 4 SD keknya ga penting-penting banget, bawa pergi makan bareng aja biar kenyang"
dan Alhamdulillah bapaknya setuju. Tapi rencana jadi berubah secara si anak ternyata minta ke Gramedia,
Alhamdulillah lagi... aku rasa itu lebih bermanfaat dari pada makan-makan.
Akhirnya kemarin jadilah kami berempat ke Gramedia dan mengambil buku-buku yang diinginkan. Aku ga bilang membeli soalnya giliran bayar tentu si bapak yang harus ngeluarin kocek.
Suamiku sempet menunjukkan muka aneh waktu ngeliat aku menenteng tiga novel sekaligus.
"Ga biasanya" mungkin gitu fikirannya. Aku sih cuma nyengir aja waktu dia berekspresi aneh gitu.
Wajarlah kalau dia merasa aneh, sudah lama sekali aku ga beli novel.
Mungkin sejak kami menikah, biasanya kalau ke Gramed, aku memilih buku masakan, atau tips merawat rumah, atau buku-buku real yang lainnya.
Sementara buku jenis fiksi begini sudah ga pernah lagi. Mungkin karena Andrea Hirata belum meluncurkan novel baru kali ya... aku kan suka banget sama karya tulisannya. Sebenernya aku ingin membeli novel barunya A.Fuadi yang judulnya Ranah 3 Warna, tapi sampai di sana aku urung membelinya. Sebab novel yang menempati posisi buku laris hampir semua karangan Tere-Liye.
Naluriku tergelitik untuk nyomot satu dari lima novel yang di susun rapi di atas rak. Hafalan Shalat Delisa, aku baca sekilas sinopisnya, kesan pertamaku pasti isinya mengharu-biru. Lanjut ke Serial Anak-Anak Mamak, aku membayangkan lagi, ini isinya sederhana, tentang kehidupan keluarga.
Well, jadilah aku memboyong tiga novel karya Tere-Liye dan kuberi pada suami untuk dibayar.
Puas? Oh belum, ada lagi karangan Tere-Liye yang masih bergelantungan di benakku, tapi aku sengaja tidak mengambilnya kemarin karena ku fikir, cukuplah tiga novel ini menjadi referensi apakah aku suka gaya penyampaiannya atau tidak.
Aku sudah terlanjur jatuh cinta pada tulisan Andrea Hirata, tapi aku juga bukan peminat setia, kalau ada penulis lain yang juga ga kalah bagus, kenapa aku ga selingkuh? wong selingkuh dalam meminati karya orang lain itu sah-sah aja.
Sebagai penutup rumpian pagi ini, gerimis masih lagi merintik, dua gelas teh sudah khatam. Sementara jam menunjukkan pukul 07:40 pagi, aku rasa cukuplah ocehanku pagi ini, untuk selanjutnya nanti aku ceritakan isi novel yang kemarin dibeliin suami. Oke, sobat blogger semua, happy weekend dan semoga hari ini menyenangkan buat aku, kamu, dan kita semua.
Tag :
iseng