Tanda Sayang untuk Sang Istri
Pemeran Utama : Suami
Pemeran kedua: Istri
Lokasi : Dapur
Waktu Kejadian : Pagi, Siang dan Malam (sehari 3 kali sesuai anjuran minum obat)
Proses Kejadian: Istri kelihatan sibuk didapur mengatur menu makan siang hari ini, satu tangan memegang pisau dan satu tangan lagi memegang bawang. Pada saat mengiris bawang terdengar bunyi hape tteetteet tuweett... 3x. Tanda sms masuk.
Isi pesan: “Say hari ini abang makan siang dirumah ya... masak yang enak lho..”
Membaca isi pesan singkat itu, sang istri bukannya senang malah tambah kalut karena menu makan siang belum ada yang dimasak, sementara jam sudah menunjukkan pukul 11:00.
“Waduh gawat, satu jam lagi abang pulang neh” gumamnya pada diri sendiri.
Proses mengiris bawang pun semakin cepat dan tidak beraturan. Lalu tiba-tiba..
Aaaaaawww... gile sakit banget....
Melihat jari nya yang terluka, si Istri kemudian menghisap darah yang keluar dari jarinya sembari meringis menahan sakit.
Ketika suami pulang
“lho, jari ibu kok disunat?”
“yeee disunat apaan.... keiris pisau nih yank....” rengek sang istri dengan gaya dimanja-manjain. *lebay*
“yang diiris tuh bawangnya bu.. bukan jarinya..? emang ibu mau bikin tumis jari ya?”
“aaahhh... ayah.. udah deh jangan ngeledek, sakit nih...” kata sang istri makin manja ampe ngelendot kek kucing kebelet kawin.
Sang suami merasa prihatin melihat jari tangan istrinya yang kerap ikut teriris itu mulai berfikir kira-kira apa ya yang bisa membalut luka dan bersifat steril. Sebab ternyata perban yang terbuat dari kain kassa itu tidak efektif. Gerakan tangan istrinya bisa membuat balutan luka terbuka dan otomatis luka itu akan semakin lama sembuh.
Terinspirasi dari luka sang istri, suami pun mulai mengutak – atik beberapa benda untuk menciptakan alat pelindung luka. Akan tetapi percobaan itu selalu gagal. Sampai akhirnya sang suami memotong kain kassa berukuran kecil kira-kira seruas jari yang diberi pita perekat dibagian luarnya. Walhasil kain kassa kecil itu bisa duduk manis bersandarkan pita perekat selebar jari tangan orang dewasa dan diberi cairan pensterill untuk mencegah bakteri. Benda ini kemudian diberi nama Band-Aid (bahasa Inggris). Bang-Aid itu lalu direkatkan pada jari tangan istrinya yang terluka.
Siapa sangka Band-Aid yang tercipta karena rasa cinta pada sang istri kemudian digunakan oleh manusia seantero jagad yang kalau diIndonesia sendiri terkenal dengan nama plester.
Dialog diatas memang rekayasa yang diperagakan oleh model, tapi proses penciptaan plester ada fakta yang terjadi pada keluarga Earle. Karena rasa Cinta yang mendalam membuat Earle Dickson menjadi pencipta plester luka pertama. Earle pada mulanya adalah pegawai yang bekerja di perusahaan Johnson & Johnson ini kemudian menjabat menjadi wakil presiden pada perusahaan tersebut akibat temuannya sebagai pembuat plester pertama.
Pemeran Utama : Suami
Pemeran kedua: Istri
Lokasi : Dapur
Waktu Kejadian : Pagi, Siang dan Malam (sehari 3 kali sesuai anjuran minum obat)
Proses Kejadian: Istri kelihatan sibuk didapur mengatur menu makan siang hari ini, satu tangan memegang pisau dan satu tangan lagi memegang bawang. Pada saat mengiris bawang terdengar bunyi hape tteetteet tuweett... 3x. Tanda sms masuk.
Isi pesan: “Say hari ini abang makan siang dirumah ya... masak yang enak lho..”
Membaca isi pesan singkat itu, sang istri bukannya senang malah tambah kalut karena menu makan siang belum ada yang dimasak, sementara jam sudah menunjukkan pukul 11:00.
“Waduh gawat, satu jam lagi abang pulang neh” gumamnya pada diri sendiri.
Proses mengiris bawang pun semakin cepat dan tidak beraturan. Lalu tiba-tiba..
Aaaaaawww... gile sakit banget....
Melihat jari nya yang terluka, si Istri kemudian menghisap darah yang keluar dari jarinya sembari meringis menahan sakit.
Ketika suami pulang
“lho, jari ibu kok disunat?”
“yeee disunat apaan.... keiris pisau nih yank....” rengek sang istri dengan gaya dimanja-manjain. *lebay*
“yang diiris tuh bawangnya bu.. bukan jarinya..? emang ibu mau bikin tumis jari ya?”
“aaahhh... ayah.. udah deh jangan ngeledek, sakit nih...” kata sang istri makin manja ampe ngelendot kek kucing kebelet kawin.
Sang suami merasa prihatin melihat jari tangan istrinya yang kerap ikut teriris itu mulai berfikir kira-kira apa ya yang bisa membalut luka dan bersifat steril. Sebab ternyata perban yang terbuat dari kain kassa itu tidak efektif. Gerakan tangan istrinya bisa membuat balutan luka terbuka dan otomatis luka itu akan semakin lama sembuh.
Terinspirasi dari luka sang istri, suami pun mulai mengutak – atik beberapa benda untuk menciptakan alat pelindung luka. Akan tetapi percobaan itu selalu gagal. Sampai akhirnya sang suami memotong kain kassa berukuran kecil kira-kira seruas jari yang diberi pita perekat dibagian luarnya. Walhasil kain kassa kecil itu bisa duduk manis bersandarkan pita perekat selebar jari tangan orang dewasa dan diberi cairan pensterill untuk mencegah bakteri. Benda ini kemudian diberi nama Band-Aid (bahasa Inggris). Bang-Aid itu lalu direkatkan pada jari tangan istrinya yang terluka.
Siapa sangka Band-Aid yang tercipta karena rasa cinta pada sang istri kemudian digunakan oleh manusia seantero jagad yang kalau diIndonesia sendiri terkenal dengan nama plester.
Dialog diatas memang rekayasa yang diperagakan oleh model, tapi proses penciptaan plester ada fakta yang terjadi pada keluarga Earle. Karena rasa Cinta yang mendalam membuat Earle Dickson menjadi pencipta plester luka pertama. Earle pada mulanya adalah pegawai yang bekerja di perusahaan Johnson & Johnson ini kemudian menjabat menjadi wakil presiden pada perusahaan tersebut akibat temuannya sebagai pembuat plester pertama.