Beton dikenal sebagai material bangunan yang paling populer yang tersusun dari komposisi utama batuan, air, dan semen. Dikenal luas karena bahan pembuatnya relatif mudah didapat secara lokal, walaupun harganya lumayan mahal. Akan tetapi beton yang berbahan semen, air dan batuan ini kerap mendapat kritik karena dapat merusak lingkungan. Oleh karena itu, banyak pakar mulai mencari solusi sebagai alternatif bahan-bahan campuran beton.
Salah satu bahan dasar pembuatan beton kemudian diganti dengan polimer. Polimer adalah suatu zat kimia yang terdiri dari molekul-molekul yang besar, dengan karbon dan hidrogen sebagai molekul utamanya. Bahan ini berasal dari limbah plastik yang didaur ulang, kemudian dicampur dengan bahan kimia lainnya. Pneggunaan bahan tersebut bertujuan memanfaatkan limbah plastik. Disampin gmencari alternatif pengganti semen. Ini adalah salah satu manfaat dari daur ulang bahan plastik yang selalu dibuang dengan sengaja, tanpa kita sadari ternyata dapat diubah menjadi bahan dasar beton yang ramah lingkungan.
Bahan dasar beton polimer ini ditemukanlewat hasil penelitian dan ujicoba seorang peneliti bahan dasar bangunan, Djuanda Suraatmadja. Penelitian yang dilakukan dilaboratorium Struktur Bahan serta Institut Teknologi Bandung dan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) ini menarik perhatian para ilmuwan serta industriawan mengingat beberapa keistimewaan dan kebihan beton polimer dibanding beton semen.
Beton polimer yang ditemukan Djuanda memiliki sifat kedap air, tidak terpengaruh sinar ultara violet, tahan terhadap larutan agresif seperti bahan kimia serta bisa mengeras didalam air sehingga bisa digunakan untuk memperbaiki bangunan-bangunan di dalam air.
Satu-satunya kelemahan yang hingga kini belum teratasi adalah harga beton polimer masih belum bisa lebih rendah dibanding beton semen, kecuali untuk daerah Irian Jaya, sebab di Irian Jaya harga semen sangat mahal. Oleh karena itu beton polimer lebih banyak digunakan di Irian Jaya. Dan diluar itu, beton polimer lebih banyak digunakan untuk rehabilitasi bangunan yang rusak
Sumber: 30 tokoh penemu Indonesia
Salah satu bahan dasar pembuatan beton kemudian diganti dengan polimer. Polimer adalah suatu zat kimia yang terdiri dari molekul-molekul yang besar, dengan karbon dan hidrogen sebagai molekul utamanya. Bahan ini berasal dari limbah plastik yang didaur ulang, kemudian dicampur dengan bahan kimia lainnya. Pneggunaan bahan tersebut bertujuan memanfaatkan limbah plastik. Disampin gmencari alternatif pengganti semen. Ini adalah salah satu manfaat dari daur ulang bahan plastik yang selalu dibuang dengan sengaja, tanpa kita sadari ternyata dapat diubah menjadi bahan dasar beton yang ramah lingkungan.
Bahan dasar beton polimer ini ditemukanlewat hasil penelitian dan ujicoba seorang peneliti bahan dasar bangunan, Djuanda Suraatmadja. Penelitian yang dilakukan dilaboratorium Struktur Bahan serta Institut Teknologi Bandung dan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) ini menarik perhatian para ilmuwan serta industriawan mengingat beberapa keistimewaan dan kebihan beton polimer dibanding beton semen.
Beton polimer yang ditemukan Djuanda memiliki sifat kedap air, tidak terpengaruh sinar ultara violet, tahan terhadap larutan agresif seperti bahan kimia serta bisa mengeras didalam air sehingga bisa digunakan untuk memperbaiki bangunan-bangunan di dalam air.
Satu-satunya kelemahan yang hingga kini belum teratasi adalah harga beton polimer masih belum bisa lebih rendah dibanding beton semen, kecuali untuk daerah Irian Jaya, sebab di Irian Jaya harga semen sangat mahal. Oleh karena itu beton polimer lebih banyak digunakan di Irian Jaya. Dan diluar itu, beton polimer lebih banyak digunakan untuk rehabilitasi bangunan yang rusak
Sumber: 30 tokoh penemu Indonesia