Gempa berkekuatan 7.2 SR melanda NAD (Nanggroe Aceh Darusallam) tepatnya di Sinabang pada pukul 05:15 WIB,mengarah kelaut dengan kedalaman 74 KM dan berpotensi terjadi Tsunami, rambatan gempa mengarah ke Tenggara. Gempa susulan terjadi kembali dengan kekuatan 5.2 SR pada pukul 05:26 WIB
Wilayah yang ikut terkena guncangan gempa adalah SIBOLGA, TARUTUNG,TAPANULI TENGAH,NIAS,MEDAN,dan kemungkinan akan terjadi gempa susulan.(Semoga ini hanya kemungkinan).
Pagi itu pukul 05:15 aku terjaga dari tidur, suara Adzan subuh berkumandang dari Masjid dekat rumahku. Dengan mata yang masih kriyep-kriyep aku matikan suara Ha Pe di samping tempat tidur. Sedetik kemudian aku merasa kamarku bergoyang. Aku langsung teringat pada peristiwa gempa di Nias beberapa tahun yang lalu. Aku panik dan segera keluar kamar. Emak yang saat itu juga sudah bangun juga ikut panik dan kami keluar rumah.
Guncangan gempa kami rasa cukup kuat dan membuat kami tak bisa berdiri. Aku dan semua tetangga di sekitar rumah terduduk di Aspal. Kepalaku pusing yang saat itu paling membuatku miris adalah anak-anak kecil yang menangis ketakutan.
Alhamdulilaah pelan-pelan guncangan gempa mereda dan kemudian tidak lagi terasa. 30 menit setelah itu listrik mati,semua menjadi gelap gulita warga kembali dicekam kerisauan.Aku berharap semoga tidak lagi terjadi gempa susulan meskipun badan BMKG menginformasikan akan ada gempa susulan dengan skala kecil,tapi aku harap itu tidak terjadi dan keadaan kembali normal seperti biasa.
Wilayah yang ikut terkena guncangan gempa adalah SIBOLGA, TARUTUNG,TAPANULI TENGAH,NIAS,MEDAN,dan kemungkinan akan terjadi gempa susulan.(Semoga ini hanya kemungkinan).
Pagi itu pukul 05:15 aku terjaga dari tidur, suara Adzan subuh berkumandang dari Masjid dekat rumahku. Dengan mata yang masih kriyep-kriyep aku matikan suara Ha Pe di samping tempat tidur. Sedetik kemudian aku merasa kamarku bergoyang. Aku langsung teringat pada peristiwa gempa di Nias beberapa tahun yang lalu. Aku panik dan segera keluar kamar. Emak yang saat itu juga sudah bangun juga ikut panik dan kami keluar rumah.
Guncangan gempa kami rasa cukup kuat dan membuat kami tak bisa berdiri. Aku dan semua tetangga di sekitar rumah terduduk di Aspal. Kepalaku pusing yang saat itu paling membuatku miris adalah anak-anak kecil yang menangis ketakutan.
Alhamdulilaah pelan-pelan guncangan gempa mereda dan kemudian tidak lagi terasa. 30 menit setelah itu listrik mati,semua menjadi gelap gulita warga kembali dicekam kerisauan.Aku berharap semoga tidak lagi terjadi gempa susulan meskipun badan BMKG menginformasikan akan ada gempa susulan dengan skala kecil,tapi aku harap itu tidak terjadi dan keadaan kembali normal seperti biasa.
Tag :
curahan hati