Teman-teman masih ingat cerita tentang sahabatku yang bernama Eve? bulan lalu aku pernah menulis tentang Eve dalam bentuk puisi asal yang aku cipta sendiri berdasarkan kata hatiku. Nah, kali ini aku ingin bercerita kembali tentang Eve dalam bentuk yang berbeda. Soalnya waktu aku nulis kemarin banyak teman yang menanyakan siapa sih Eve itu??..
Eve, sebenarya bernama Eva. Begitu aku biasa memanggilnya. Seorang perempuan yang aku kenal sekitar tujuh tahun yang lalu.
Eve, sebenarya bernama Eva. Begitu aku biasa memanggilnya. Seorang perempuan yang aku kenal sekitar tujuh tahun yang lalu.
Pertama kali aku berkenalan, dalam hatiku sudah berdecak kagum akan kecantikan sahabatku ini. Ditambah lagi dengan postur tubuh yang bagus dan suara yang manja, bikin Eve jadi kelihatan menonjol diantara teman yang lain. Walaupun begitu Eve tidak menjadi perempuan sombong, justru sebaliknya dia mudah bergaul dengan siapa saja. Dan aku adalah orang yang beruntung bisa dekat dengan Eve. Bukan hanya dekat, tapi setiap kali dia curhat, apa yang aku katakan bisa diterima olehnya. .
Sifat manja Eve bikin aku jadi lebih memperhatikannya, dia seperti adikku sendiri. Maklumlah ketika itu kita sama-sama menjadi pekerja dinegara orang. Merasa sendirian di negeri orang itulah yang menyebabkan kami selalu mengisi hari-hari bersama. Kami memang tidak satu rumah, jarak rumah Eve dengan rumahku kira-kira 300 M. Kami selalu bertemu di tempat kerja dan ketika libur kami selalu mengunjungi.
Mulanya Eve sangat dekat denganku, ada banyak hal yang kami kongsi bersama. Bahkan ketika Eve "jalan" dengan seorang lelaki keturuanan Cina, dia juga cerita. Tapi kedekatan kami tidak berlangsung lama. Ditahun kedua kami berpisah. Eve tidak lagi ditempatkan satu section denganku. Kami mendapat shift yang berbeda. Aku dapat shift malam dan Eve shift pagi. Walhasil kami jarang bertemu dan mulai mengambil jalan masing-masing.
Waktu itu aku mendengar kabar bahwa Eve tenggelam dalam dunia yang tidak semestinya di lakoni oleh orang-orang seperti kami. Pekerja-pekerja asing yang harus mengais rejeki siang malam agar bisa mengumpulkan uang dan segera kembali ketanah air.
Waktu mendengar kabar tentang Eve, jujur aku sangat terpukul. Sayangnya aku tidak bisa berbuat apa-apa. Eve memiliki kebebasan mutlak untuk menempuh hidup sesuai dengan keinginanya dan aku merasa tidak perlu terlalu ikut campur dalam urusan pribadinya.
Sebenarnya aku salah, sebagai sahabat yang pernah dekat dengan Eve, semestinya aku melarangnya. Tapi aku tidak melakukan itu, aku hanya sesekali menasehatinya. Itupun ketika dia datang kerumahku dan curhat tentang masalah-masalah yang sebenarnya dia buat sendiri.
Tahun berganti tahun dan kami benar-benar berpisah, aku pulang ke Medan dan Eve pulang ke kotanya. Kami tidak lagi saling berhubungan. Aku tidak tau dimana Eve tinggal dan apa yang terjadi dalam hidupnya setelah perpisahan itu.
Pada tahun 2009 kami bertemu lagi setelah berpisah hampir 5 tahun lamanya. Mungkin ini jalan yang Allah tunjukkan buat kami. Entah siapa yang memulai, akhirnya kami bisa bertemu lagi di Indonesia bukan di negeri jiran. Aku senang bukan kepalang, aku rindu pada Eve dan ingin bertemu dengannya. Setelah menentukan waktu yang pas, Eve datang ke Medan. Aku membawanya pulang kerumah. Eve boleh tinggal di rumahku selama mana yang dia mau.
Dari cerita Eve tentang dirinya, aku mendapati banyak kejadian pahit yang dia alami selama ini. Aku tidak mau mengatakan itu karena ulahnya, bagiku setiap orang punya masa lalu, baik ataupun buruk itu tetap masa lalu dan kita harus bisa mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi.
Aku tidak ingin mempersoalkan hal itu. Bagiku yang terpenting adalah bagaimana usaha Eve untuk bangkit dan membuka lembaran baru dalam hidupnya. Aku berharap Eve dapat menjadi perempuan selayaknya perempuan. Perempuan yang utuh dan tidak menyalahi kodratnya sebagai perempuan.
Alhamdulillah Allah itu memang maha Pengasih, dia tetap memperhatikan umatnya walaubagaimanapun umatnya memperlalukan Dia. Kadang kita lupa pada Yang Maha Menciptakan kita tapi Dia tidak pernah lupa Pada kita. Begitu juga dengan Eve.
Bulan Maret kemarin, Eve kembali disakiti oleh mahluk yang bernama lelaki dan ini sudah terjadi untuk yang kesekian kalinya. Di saat Eve ingin menjadi perempuan normal, Eve kembali dihempas.
Saat kesakitan itulah kasih Allah datang. Allah mempertemukan Eve dengan seorang lagi lelaki yang dalam masa perkenalannya tidak terlalu lama, hanya 2 minggu. Ya, hanya 2 minggu tapi lelaki itu dengan bijak ingin mengambil Eve menjadi belahan jiwanya, mendampinginya dan melewati hari bersamanya. Eve menerima dengan hati terbuka. Tanggal 2 Mei 2010, adalah awal hidup baru buat sahabatku Eve. Aku harap setelah ini Eve akan menjalani hidup dengan lebih baik lagi dari hari kemarin bersama orang yang dikasihinya. Amin.
Sifat manja Eve bikin aku jadi lebih memperhatikannya, dia seperti adikku sendiri. Maklumlah ketika itu kita sama-sama menjadi pekerja dinegara orang. Merasa sendirian di negeri orang itulah yang menyebabkan kami selalu mengisi hari-hari bersama. Kami memang tidak satu rumah, jarak rumah Eve dengan rumahku kira-kira 300 M. Kami selalu bertemu di tempat kerja dan ketika libur kami selalu mengunjungi.
Mulanya Eve sangat dekat denganku, ada banyak hal yang kami kongsi bersama. Bahkan ketika Eve "jalan" dengan seorang lelaki keturuanan Cina, dia juga cerita. Tapi kedekatan kami tidak berlangsung lama. Ditahun kedua kami berpisah. Eve tidak lagi ditempatkan satu section denganku. Kami mendapat shift yang berbeda. Aku dapat shift malam dan Eve shift pagi. Walhasil kami jarang bertemu dan mulai mengambil jalan masing-masing.
Waktu itu aku mendengar kabar bahwa Eve tenggelam dalam dunia yang tidak semestinya di lakoni oleh orang-orang seperti kami. Pekerja-pekerja asing yang harus mengais rejeki siang malam agar bisa mengumpulkan uang dan segera kembali ketanah air.
Waktu mendengar kabar tentang Eve, jujur aku sangat terpukul. Sayangnya aku tidak bisa berbuat apa-apa. Eve memiliki kebebasan mutlak untuk menempuh hidup sesuai dengan keinginanya dan aku merasa tidak perlu terlalu ikut campur dalam urusan pribadinya.
Sebenarnya aku salah, sebagai sahabat yang pernah dekat dengan Eve, semestinya aku melarangnya. Tapi aku tidak melakukan itu, aku hanya sesekali menasehatinya. Itupun ketika dia datang kerumahku dan curhat tentang masalah-masalah yang sebenarnya dia buat sendiri.
Tahun berganti tahun dan kami benar-benar berpisah, aku pulang ke Medan dan Eve pulang ke kotanya. Kami tidak lagi saling berhubungan. Aku tidak tau dimana Eve tinggal dan apa yang terjadi dalam hidupnya setelah perpisahan itu.
Pada tahun 2009 kami bertemu lagi setelah berpisah hampir 5 tahun lamanya. Mungkin ini jalan yang Allah tunjukkan buat kami. Entah siapa yang memulai, akhirnya kami bisa bertemu lagi di Indonesia bukan di negeri jiran. Aku senang bukan kepalang, aku rindu pada Eve dan ingin bertemu dengannya. Setelah menentukan waktu yang pas, Eve datang ke Medan. Aku membawanya pulang kerumah. Eve boleh tinggal di rumahku selama mana yang dia mau.
Dari cerita Eve tentang dirinya, aku mendapati banyak kejadian pahit yang dia alami selama ini. Aku tidak mau mengatakan itu karena ulahnya, bagiku setiap orang punya masa lalu, baik ataupun buruk itu tetap masa lalu dan kita harus bisa mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi.
Aku tidak ingin mempersoalkan hal itu. Bagiku yang terpenting adalah bagaimana usaha Eve untuk bangkit dan membuka lembaran baru dalam hidupnya. Aku berharap Eve dapat menjadi perempuan selayaknya perempuan. Perempuan yang utuh dan tidak menyalahi kodratnya sebagai perempuan.
Alhamdulillah Allah itu memang maha Pengasih, dia tetap memperhatikan umatnya walaubagaimanapun umatnya memperlalukan Dia. Kadang kita lupa pada Yang Maha Menciptakan kita tapi Dia tidak pernah lupa Pada kita. Begitu juga dengan Eve.
Bulan Maret kemarin, Eve kembali disakiti oleh mahluk yang bernama lelaki dan ini sudah terjadi untuk yang kesekian kalinya. Di saat Eve ingin menjadi perempuan normal, Eve kembali dihempas.
Saat kesakitan itulah kasih Allah datang. Allah mempertemukan Eve dengan seorang lagi lelaki yang dalam masa perkenalannya tidak terlalu lama, hanya 2 minggu. Ya, hanya 2 minggu tapi lelaki itu dengan bijak ingin mengambil Eve menjadi belahan jiwanya, mendampinginya dan melewati hari bersamanya. Eve menerima dengan hati terbuka. Tanggal 2 Mei 2010, adalah awal hidup baru buat sahabatku Eve. Aku harap setelah ini Eve akan menjalani hidup dengan lebih baik lagi dari hari kemarin bersama orang yang dikasihinya. Amin.
Tag :
curahan hati