Aku masih ingat setahun setengah yang lalu ketika pertama kali aku menginjakkan kaki drumah ini, teman-temanku banyak yang berasal dari pulau jawa, ah bukan masalah toh aku juga orang jawa yang lahir di Medan. Tapi pandangan orang tidak selalu sama. Ada perbedaan antara orang Medan dengan orang Jawa, mungkin orang Medan dinilai bukan orang baik. Itu yang dapat kutangkap sejak pertama kali aku mengenal mereka.
Mungkin aku dinilai berprasangka buruk. Tapi apa aku berburuk sangka ketika pertama kali aku datang kerumah ini mereka sudah mengatakan
"orang Medan ni gak ada yang baik"
walaupun itu diungkapkan dalam bahasa jawa tapi jangan anggap aku gak ngerti artinya.
Meskipun aku lahir dan membesar di Medan aku bisa bahasa jawa. Ibuku mengajarkanku bahasa nasional ketika aku mulai belajar bicara dan bahasa jawa aku pelajari dari mbahku yang sekarang sudah almarhumah.
Hal yang sama juga berlaku pada teman-temanku yang juga berasal dari Medan. Tidak hanya dirumah, di tempat kerja dan juga dilingkungan sekitar ada perbedaan yang begitu ketara. Mereka seolah enggan menjalin pertemanan dengan kami. Mereka lebih terbuka dengan suku sendiri dan lebih suka bicara menggunakan bahasa daerahnya sendiri sedang teman-temanku yang berasal dari Medan dan bersuku batak juga melayu hanya diam karena gak ngerti apa yang dibicarakan.
Medan terkenal dengan suku batak dan akupun mengakuinya bahwa Medan lebih didominasi oleh suku batak walaupun suku asli Medan itu adalah Melayu Deli. Ditambah lagi banyaknya transmigrasi yang datang dari pulau jawa menyebabkan medan tidak memiliki bahasa daerah seperti yang lain.
Dimedan, bahasa daerah mengikut dari suku mana ia berasal. Aku contohnya, karena ibu dan ayahku berasal dari jawa, maka bahasa daerahku adalah bahasa jawa. Temanku yang orang batak memakai bahasa batak ketika ia berbicara dengan keluarga atau yang sesama suku dengannya. Melayu deli pula akan menggunakan bahasa melayu hanya pada orang-orang melayu saja.
Banyaknya suku bangsa yang berbeda menyebabkan kami tidak merasa ada perbedaan antara jawa, batak dan melayu. Kesehariannya kami menggunakan bahasa nasional tuk berkomunikasi. Hal ini menyebabkan aku jarang sekali menggunakan bahasa jawa.
Seharusnya perbedaan ini dijadikan bahan tuk saling kenal mengenal antara suku yang berlainan baik dari bahasa, adat dan budaya bukan sebaliknya membedak-bedakan dan akhirnya menyebabkan perpecahan antara sesama warga Indonesia.
Perbedaan yang ada jangan lagi besar-besarkan alangkah baiknya jika ianya diperkecil dan berusaha mencari persamaan hingga terciptalah kebersamaan. Seperti semboyan Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu).
“Win, kamu ini orang mana sih?
“Medan”
“Oh, orang batak donk…”
“bukan”
“trus orang mana?”
“orang jawa”
“hah, jawa mana?”
“jawa Medan”
“........???”
Pening deh lo nyari jawa medan itu sebelah mana.
Tag :
curahan hati